1.012 Penumpang Terdampak Erupsi Lewotobi Tiba di Benoa Bali

1.012 Penumpang Terdampak Erupsi Lewotobi Tiba di Benoa Bali

16 November 2024, 3:32

tirto.id – Sejumlah 1.012 penumpang terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, NTT, tiba di Pelabuhan Benoa, Denpasar, dengan kapal Pelabuhan Nasional Indonesia (PELNI) Binaiya. Kapal berlabuh di Pelabuhan Benoa pada Jumat (15/11/2024) pukul 04.30 WITA setelah semula berlayar dari Pelabuhan Marina, Labuan Bajo, Rabu (13/11/2024) pukul 23.00 WITA.Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Benoa, Herbert Elisa Paruntungan Marpaung, membenarkan 1.012 penumpang yang sempat tertahan di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) berhasil dievakuasi dan tiba dalam keadaan sehat di Pelabuhan Benoa. Sebanyak 410 orang di antaranya merupakan wisatawan asing.“Warga negara asing yang turun di Pelabuhan Benoa tadi itu ada 410 orang. Semuanya dalam keadaan sehat, tidak ada yang butuh bantuan medis secara khusus. Terkait cuaca, semuanya masih bagus walaupun kemarin hujan lebat, tidak ada yang menjadi suatu kekhawatiran untuk cuaca di laut,” ungkap Herbert ketika ditemui Tirto, Jumat (15/11/2024) siang.Herbert mengungkapkan jumlah penumpang yang diangkut melebihi rata-rata harian, tetapi masih dalam batas normal. Pihaknya pun mengaku sudah menyiapkan langkah antisipasi untuk menangani penumpang yang tiba di Bali, termasuk pengadaan layanan informasi untuk wisatawan dan transportasi dari pelabuhan ke tempat tujuan.Kapal Motor (KM) Binaiya yang mengangkut 1.012 penumpang terdampak erupsi Gunung Lewotobi tiba di Pelabuhan Benoa, Bali, Jumat (15/11/2024) dini hari. tirto.id/Sandra Gisela“Sudah melakukan koordinasi itu, baik dengan Pelindo sebagai operator pelabuhan, PELNI sebagai operator kapal, bahkan kemarin juga ada dari Kementerian Pariwisata. Selain itu juga kita siapkan information desk yang dibutuhkan bagi wisatawan. Mereka (wisatawan) sebagian ada yang sudah schedule untuk melanjutkan penerbangan melalui Ngurah Rai, ada yang sambil menunggu penerbangan selanjutnya menginap, stay di Bali,” katanya.Menanggapi sebaran abu vulkanik dan batalnya sejumlah penerbangan, Herbert mengaku sudah diperintahkan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut untuk membuat beberapa langkah mitigasi seandainya Bandara I Gusti Ngurah Rai lumpuh total.“Kami sudah melakukan pendataan dan sudah berkoordinasi, apabila dibutuhkan kapal khusus untuk mengangkut. Misalnya di bandara tidak ada penerbangan, kami sudah siapkan skenario. Tapi sampai saat ini, masih belum dibutuhkan,” pungkasnya. Hingga saat ini, sejumlah penerbangan di Bandara Internasional Komodo Labuan Bajo masih berstatus batal. Selain itu, terdapat bandara-bandara di NTT yang masih belum beroperasi, di antaranya Bandara H. Hasan Aroeboesman Ende, Bandara Soa Bajawa, Bandara Frans Sales Lega Ruteng, dan Bandra Fransiskus Xaverius Seda Maumere.
tirto.id – Sosial budayaKontributor: Sandra Gisela
Penulis: Sandra Gisela
Editor: Bayu Septianto

Tokoh

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Negara

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi