1000 Prajurit TNI Dikerahkan ke Cianjur, Bantu Warga Terdampak Gempa

22 November 2022, 12:31

Suara.com – Sebanyak 1.000 personel TNI dikerahkan dalam penanganan gempa yang terjadi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Para anggota TNI dikerahkan langsung ke lokasi guna membantu warga yang terdampak.

“Sampai pagi tanggal 22 November 2022, sekitar 1000 orang prajurit dari satuan-satuan TNI AD terdekat seperti Yonif Raider 300, Yonarmed-5 dan Kodim 0608 Cianjur telah digerakkan,” kata Kadispenad Brigjen TNI Hamim Tohari lewat keterangannya, Selasa (22/11/2022).

Selain menurunkan ribuan personel, TNI AD juga mengerahkan sejumlah bantuan dengan mendirikan posko-posko.

“Hari ini akan digerakkan lagi satuan-satuan pelayanan untuk membantu penanganan lanjutan seperti satuan Kesehatan, Bekang untuk mendirikan dapur umum serta Zeni,” ujar Tohari.

Baca Juga:
Review Buku ‘Di Tengah Kegelapan Inuvik’, Menghadapi Masa Lalu yang Buruk

Gempa magnitudo 5,6 terjadi di Kabupaten Cianjur Jawa Barat pada Senin (21/11/2022) kemarin. Dilaporkan 162 korban yang meninggal dunia dan 326 luka-luka, serta mengakibatkan banyak bangunan rusak.

Getaran gempa terasa hingga ke kawasan Jabodetabek. Di Jakarta sempat membuat masyarakat panik, khususnya mereka yang berada di gedung-gedung tinggi.

BMKG Ingatkan Potensi Longsor dan Banjir Bandang

Sebelumnya Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengimbau masyarakat yang berada di daerah rawan seperti lereng-lereng perbukitan dan di lembah atau bantaran sungai mewaspadai banjir bandang dan longsor.

Warga melintas di depan rumah yang roboh akibat gempa di Kampung Selakawung Tengah, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (22/11/2022). [ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/pras].Gempa yang terjadi membuat struktur lereng perbukitan menjadi rapuh dan semakin membahayakan dengan intensitas hujan yang akan turun.

Baca Juga:
Korban Meninggal Longsor Karangasem Diajukan Dapat Santunan

“Lereng-lereng yang rapuh ini ditambah hujan deras dapat memicu terjadinya longsor dan banjir bandang dengan membawa material runtuhan lereng. Jadi masyarakat dan pemerintah setempat juga perlu mewaspadai adanya kolateral hazard atau bahaya ikutan usai gempa kemarin,” kata Dwikorita dalam keterangan Selasa (22/11/2022).

Dwikorita juga meminta masyarakat menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa bumi. Karena dikhawatirkan tidak kuat menopang dan ambruk jika sewaktu-waktu terjadi gempa susulan.

“Untuk sementara jangan memaksakan kembali ke rumah jika bangunannya rusak atau retak-retak. Hingga pukul 06.00 WIB, 22 November 2022, telah terjadi 117 gempa susulan dengan terbesar tinggi getaran 4.2 dan terkecil 1.5 magnitudo,” ujarnya.

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Negara

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi