AYOBOGOR.COM – Pada Senin, 18 November 2024, warga Bupati Bogor, Tamansari, dikejutkan dengan penemuan granat rakitan di Pos Kamling Kampung Sinarwangi, Desa Sukajadi. Granat ini akhirnya diledakkan oleh Tim Penjinak Bom (Jibom) Korps Brimob Mabes Polri. Penemuan ini menyisakan sejumlah fakta mengejutkan yang mencengangkan banyak pihak. Berikut ulasan lengkapnya, dilansir dari berbagai sumber. 1. Penemuan Pertama di Indonesia
Granat yang ditemukan di Kampung Sinarwangi ini ternyata bukan granat standar militer, melainkan granat rakitan buatan tangan. Hal ini membuat penemuan tersebut menjadi yang pertama kali terjadi di Indonesia. Granat ini diyakini dirakit secara manual, dengan bahan-bahan yang tidak biasa digunakan dalam granat militer.
Baca Juga: Update Pencairan Bansos Hari Ini: Kemensos Tetapkan Batas Akhir Penarikan Dana, Program Indonesia Pintar Mulai Cair 2. Bukan Granat Militer Standar Setelah dilakukan analisis terhadap serpihan granat yang diledakkan, tim Jibom menemukan fakta mengejutkan. Granat tersebut terbuat dari casing serat plastik keras, bukan logam seperti granat militer pada umumnya. Di dalamnya terdapat sekrup baja ringan dan peluru BB atau gotri, yang jelas berbeda dengan bahan peledak C4 yang biasanya digunakan dalam granat militer. 3. Bahan Peledak yang Tidak Umum Granat standar militer menggunakan bahan peledak C4 yang memiliki daya ledak tinggi. Namun, granat rakitan ini menggunakan bahan yang lebih mudah didapat, seperti butana cair atau bahan bakar mudah terbakar. Hal ini menambah kekhawatiran karena bahan peledak ini bisa memiliki potensi bahaya yang sangat tinggi, terutama jika jatuh ke tangan yang salah. Baca Juga: Review Macbook Pro M4 yang Dibandrol dengan Harga Rp25 Juta, Intip Kekurangan dan Kelebihannya 4. Temuan Awal Berasal dari Rumah Warga Penemuan granat ini berawal dari penemuan granat di lemari pakaian milik seorang warga yang telah meninggal dunia, Ganda, pada Sabtu, 16 November 2024. Granat tersebut ditemukan oleh istrinya, yang kemudian menyerahkannya kepada Sarno, rekan almarhum, untuk dibawa ke Pos Kamling. Penemuan granat ini membuat warga setempat terkejut, dan akhirnya pihak berwenang menangani penemuan tersebut. 5. Proses Pemusnahan Granat Setelah granat dibawa ke lokasi yang lebih aman, Tim Jibom Brimob melakukan peledakan di tanah kosong Kampung Sinarwangi. Proses pemusnahan dilakukan dengan menggali tanah sedalam dua meter untuk mengevakuasi dan menghancurkan granat tersebut. Hasil analisis menunjukkan bahwa granat ini bukan hanya granat rakitan, tetapi juga memiliki potensi ledakan yang bisa sangat berbahaya jika tidak ditangani dengan hati-hati. Penemuan granat rakitan ini menunjukkan bahwa ancaman keamanan bisa datang dari berbagai arah. Polisi kini tengah menyelidiki siapa yang merakit granat tersebut dan apa motif di balik penemuan tersebut. Sebagai temuan pertama di Indonesia, kejadian ini menambah keprihatinan tentang potensi penyalahgunaan bahan peledak ilegal di masyarakat.***