Suara.com – Menteri Kooordinasi Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menyebut bahwa fenomena kecanduan judi online (judol) telah menjadi bencana sosial di Indonesia. Pasalnya jumlahnya telah tercatat sampai jutaan kasus di seluruh Indonesia.
Pernyataan itu disampaikan Muhaimin Iskandar usai menjenguk pasien kecanduan judi online yang jalani pengobatan psikiatri di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Dia mengaku bertemu berbagai macam pasien dengan kondisi berbeda-beda, termasuk yang sudah berkali-kali kambuh.
“Saya sampai pada kesimpulan, hari ini judi online masuk pada tahap bencana sosial yang telah melibatkan tidak kurang dari 8,8 juta bangsa Indonesia yang menjadi korban dan pelaku terjerat dalam judi online ini. 80 persen di antaranya masyarakat ekonomi paling bawah dan menengah,” kata Muhaimin dalam konferensi pers di RSCM Jakarta, Jumat (15/11/2024).
Angka tersebut dikatakan Muhaimin merupakan data intelijen yang dikumpulkan oleh Kementerian Koordinator Politik dan Keamanan RI. Politisi yang akrab disapa Cak Imin itu juga menyampaikan bahwa kecanduan judol telah menjadi prioritas nasional bahkan turut diperhatikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto.
Baca Juga: Pasien Kecanduan Judi Online Bisa Berobat Pakai BPJS di RSCM: Tanpa Rujukan dan Bisa Rawat Inap
Perhatian itu penting karena tak sedikit uang negara yang hilang akibat judol tersebut. Selain itu, rakyat Indonesia sendiri yang menjadi korbannya.
“Pak Presiden Prabowo menegaskan bahwa semua harus sigap untuk mengatasi judi online ini. Karena apa? 900 triliun rupiah per tahun uang mengalir ke luar negeri. Ini rakyat kecil, ini tidak boleh terus kita diamkan,” ucapnya.
Usai bertemu langsung dengan para pasien, Cak Imin menyebutkan bahwa kondisi para pecandu judi online itu sangat memprihatinkan. Tidak hanya perilakunya yang buruk akibat ada kerusakan otak bagian depan, tetapi juga kehidupan pribadinya hancur, terutama kesejahreraan ekonominya.
Oleh sebab itu, Cak Imin menekankan bahwa negara harus melakukan langkah-langkah pertolongan dan rehabilitasi untuk membantu masyarakat yang sudah terlanjut kecanduan judol. Selain itu lakukan pencegahan agar tidak makin banyak rakyat yang terjerat tindakan haram tersebut.
Sementara itu, data pasien kecanduan judol di RSCM per Januari sampai Oktober 2024 telah mencapai ratusan orang. Ada sekitar 126 pasien yang jalani rawat jalan, angka itu meningkat 2 kali lipat dibandingkan tahun 2023.
Baca Juga: Dari Anak Hingga Tulang Punggung Keluarga Terjerat Judol, RSCM Catat Lonjakan Pasien
Sementara itu pasien rawat inap mencapai 46 orang, meningkat tiga kali lipat dibandingkan tahun yang sama. Secara profil usia, rata-rata pasien pecandu judol itu berumur 18 sampai 35 tahun. Ada pula pasien anak-anak sekitar 5 persen dengan usia rata-rata 14-17 tahun.
Kebanyakan pasien berasal dari wilayah Jabodetabek dan sebagian lagi datang dari berbagai daerah, seperti Jawa Tengah, Kalimantan, Sumatera, hingga Sulawesi.