Jakarta, Gatra.com- Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto menjelaskan kepada awak media mengenai pertemuan oleh Presiden Joko Widodo dengan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri di Batu Tulis, Bogor, Sabtu lalu (8/10).
“Pertemuan Batu Tulis itu kontemplatif membahas arah masa depan bangsa dan negara. Pendidikan kita tertinggal dari Singapura dan Malaysia. Bagaimana kita mau maju, gimana kita mendorong riset dan inovasi. Gimana Ibu (Megawati) menyampaikan fakultas-fakultas pertanian di seluruh Universitas di Indonesia ikut turun ke bawah mendorong penelitian yang meningkatkan produksi pangan,” kata Hasto saat diwawancarai awak media pada acara FGD di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan (13/10).
Kemudian Hasto menambahkan mengapa di Batu Tulis diadakan, karena tempat tersebut menjadi saksi pada saat Megawati sedang mempersiapkan Jokowi. “Hal-hal yang sifatnya strategis bagi negara, karena diadakan di Batu Tulis, tempat Ibu Mega dulu mempersiapkan Presiden Jokowi,” tambahnya.
Hasto membantah jika pertemuan tersebut bukan membahas kesepakatan, melainkan menyatukan pikiran agar keduanya saling berkesinambungan.
“Ya, kesepakatan-kesepakatan istilahnya bukan kesepakatan tapi kesepahaman. Karena apapun Bung Karno, Ibu Mega, Pak Jokowi dan the next satu nafas kepemimpinan, sehingga harus ada kesinambungan. Jangan sampai belum-belum sudah dipikirkan Pak Jokowi memindahkan Ibu Kota karena geopolitik, geo ekonomi tiba-tiba ada skenario berbeda,” tutupnya.