Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membantah bahwa kualitas Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis bensin dengan nilai oktan (RON) 90 atau dikenal dengan merek Pertalite semakin menurun, terutama sejak dinaikkannya harga Pertalite menjadi Rp 10.000 per liter pada 3 September 2022 lalu.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan, pihaknya sudah melakukan uji kualitas Pertalite dengan mengambil sampel bensin dari enam Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), termasuk lokasi yang sempat dikeluhkan masyarakat.
Uji kualitas yang dilakukan di Laboratorium Lembaga Minyak dan Gas Bumi (Lemigas) Kementerian ESDM ini diukur berdasarkan 19 parameter.
–
–
Pengujian merujuk pada Keputusan Dirjen Migas Nomor 0486.K/10/DJM.S/2017 tentang Standar dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Minyak Jenis Bensin 90 yang Dipasarkan di Dalam Negeri.
Tutuka menyebut, hasil pengujian kualitas Pertalite menunjukkan bahwa semua sampel telah memenuhi parameter yang ditentukan. Selain itu, pengujian masih akan terus dilakukan di tempat lain agar mendapatkan hasil yang komprehensif.
“Ternyata semuanya on spec (spesifikasi), tidak ada yang off spec. Yang disampaikan oleh masyarakat itu menurut kami dari 19 parameter yang diuji itu ya tidak benar, tapi kami terus melakukan di tempat lain,” ungkapnya kepada wartawan di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (14/10/2022).
Kendati demikian, menurutnya pihaknya akan terus melakukan pengujian dengan memperluas sampel dari berbagai tempat lainnya agar pengujian bisa lebih representatif.
“Kami belum bisa ambil keputusan itu, ini kan baru enam, saya juga tidak bisa mengatakan itu (kualitas RON 90 turun) salah. Tapi nanti kalau sudah banyak sampel kira-kira representatif untuk daerah yang kita uji, baru kami sampaikan. Karena kalau cuma satu, nggak representatif,” tuturnya.
Tutuka menyebutkan, permasalahan perbedaan kualitas bensin yang dikeluhkan masyarakat bukan berasal dari hulu atau minyak mentahnya. Namun, dia memprediksi proses distribusi kemungkinan bisa menjadi sumber permasalahannya.
“Crude-nya kan sama, kita kan sama selalu ambil di tempat yang sama setiap kalinya, nanti kan proses kilang trus didistribusikan, ya dari itu lah. Kalau masih sama ya berarti masih bagus prosedurnya, tapi kan kami mengikuti keputusan Dirjen itu,” tuturnya.
Sebelumnya, Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Saleh Abdurrahman juga membantah dengan tegas isu menurunnya kualitas BBM yang beredar saat ini.
Dia mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan PT Pertamina (Persero) perihal isu turunnya kualitas BBM Pertalite.
“Itu kan sudah diatur di keputusan Dirjen Migas ya, tentang standar kualitas. Jadi jenis BBM yang boleh beredar di Indonesia ada kriteria yang harus diikuti,” terang Saleh dalam sebuah diskusi, Kamis (13/10/2022).
Menurutnya, pengecekan ke Pertamina sudah dilakukan dan tidak ditemukan adanya perbedaan kualitas produk di kilang yang dulu dengan yang sekarang. Isu mengenai BBM yang lebih cepat habis sudah diklarifikasi dengan pengujian sesuai standar oleh Pertamina.
Di lain sisi, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan Pertamina rutin menguji sampel BBM, termasuk Pertalite yang hasilnya tidak mengalami perubahan warna dan tidak berkurang. Dengan demikian, anggapan Pertalite lebih boros dan cepat menguap terbantahkan.
“Pemerintah akan melanjutkan dan semakin intensif melakukan pengawasan standar dan mutu BBM untuk mendapatkan kepastian mutu BBM di dalam negeri, dengan memperhatikan perkembangan teknologi, kemampuan produsen, kemampuan dan kebutuhan konsumen, keselamatan dan kesehatan kerja serta pengelolaan lingkungan hidup,” papar Irto.
[-]
–
Tunggu Waktu, Bensin Pertalite-Pertamax Akan Nyusul Dihapus!
(wia)