Ribuan Tanaman Melon Siap Panen di Kulon Progo Mati Terendam Banjir

Ribuan Tanaman Melon Siap Panen di Kulon Progo Mati Terendam Banjir

15 October 2022, 19:05

AKURAT.CO Ribuan tanaman melon siap panen milik petani Glagah, Temon, Kulon Progo, DIY mati usai terendam banjir sejak Kamis (13/10/2022) kemarin.
David Sumarno, petani pemilik tanaman melon di Glagah menyebut lahan pertaniannya seluas 30-40 hektare terendam banjir hingga menyerupai layaknya sebuah danau.
“Semuanya kebanjiran kena air,” kata David, Jumat (14/10/2022).

baca juga:

Menurut David, banjir setinggi 10 hingga 30 cm telah menenggelamkan ribuan tanaman kepunyaannya. Sebagian besar melon yang sebenarnya sudah memasuki masa panen akhirnya harus mati.
David berujar, banjir yang merendam lahan pertaniannya ini dipicu hujan berintensitas tinggi selama 12 hari terakhir.

“Tiap malam itu hujan terus dan yang terbesar tadi malam sampai pagi ini. Sampai airnya sebegitu tingginya, terus enggak bisa diselamatkan tanaman melonnya,” ungkap David.
Sejatinya, lanjut David, ia dan rekan-rekan sesama petani melon tak tinggal diam melihat situasi ini. Mereka telah berupaya menyedot air keluar memakai mesin diesel setiap kali lahan mereka tergenang karena hujan.
“Sebelum-sebelumnya itu disedot pakai diesel bisa kering. Tapi (sekarang) karena hujan terus jadi enggak berhasil,” imbuh dia.
Karena kondisi ini, angka kerugian yang diderita David mencapai Rp30 juta berdasarkan hitungan seluruh biaya operasional. Mulai dari ongkos produksi lahan, pupuk, obat-obatan, serta pengoperasian mesin diesel selama 12 hari.
Demi meminimalisir kerugian itu, David dan rekan-rekan petani Glagah lain mengungsikan beberapa produk pertaniannya yang masih laik jual. Seperti halnya Anto yang sudah merugi hingga Rp50 juta menimbang banyaknya tanaman melon miliknya yang mati karena tenggelam.
Pasalnya, menurut Anto, buah melon yang sudah rusak alias busuk karena terendam air sudah tak bisa diselamatkan lagi.
“Ya karena rusak mau diapain lagi kan mas selain dibuang sekalian di sini,” ucapnya.

Terpisah, Kepala Pelaksana BPBD Kulon Progo Joko Satyo Agus Nahrowi mengeklaim bahwa banjir atau rendaman air yang sempat terpantau muncul di Kecamatan Temon dan Panjatan sudah mulai surut.
“Sekarang sudah tinggal pembersihan lumpur (sisa-sisa banjir),” kata Joko saat dihubungi, Jumat.
Sebelumnya diberitakan, sebanyak dua kecamatan di wilayah Kabupaten Kulon Progo yakni Temon dan Panjatan terendam banjir usai diguyur hujan sejak Rabu (12/10) malam.
BPBD setempat melaporkan, banjir kemarin paling banyak di Kecamatan Temon, khususnya sekitaran Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) serta Kecamatan Panjatan.
Di Temon air setinggi 60 cm merendam kelas-kelas di SMK N 1 Temon, SMK Ma’arif Temon, dan Pondok Pesantren Nurul Jannah. Buntutnya, aktivitas belajar mengajar pun ditiadakan hari ini. Daerah pemukiman Temon Wetan juga dilaporkan tergenang air setinggi 10 centimeter.
BPBD turut melaporkan adanya genangan air di Panjatan, meski tidak terlalu tinggi. Paling tinggi hanya 10 cm. Sejauh ini masih nihil laporan warga mengungsi di dua kecamatan terdampak.
Banjir diklaim dipicu guyuran hujan berintensitas rendah hingga sedang di hampir seluruh titik Kulon Progo sejak Rabu malam hingga Kamis pagi. Rendaman atau genangan tercipta dari air yang mengalir ke daerah cekungan. []

Tokoh

Partai

Institusi

K / L

,

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Provinsi

Negara

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi