FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, di tengah situasi ekonomi dunia yang sulit seperti saat ini, dirasa penting menjaga kestabilan pangan dan energi. Oleh karena itu, swasembada gula nasional untuk kebutuhan komsumsi sangat diperlukan.
Hal itu dikatakan Erick Tohir saat membuka acara Kickoff Revitalisasi Industri Gula Nasional di kebun tebu Temugiring PTPN X, Desa Batankrajan, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto, beberapa waktu lalu.
Erick Thohir menjelaskan, sesuai arahan Presiden Jokowi terkait kondisi dunia sekarang ini, begitu penting untuk Indonesia memprioritaskan kestabilan pangan dan energi.
Hal ini akan menjadi landasan pemerintah pusat memulai Revitalisasi Industri Gula Nasional untuk ketahanan pangan dan energi.
“Kita harus swasembada konsumsi gula. Dimana ada peningkatan (konsumsi) dari 2,7 sampai 7 juta ton,” kata Erick Thohir.
Untuk memacu target, terdapat 700.000 hektare lahan pertanian di Mojokerto yang nantinya akan ditanam pada awal tahun 2023.
Lanjut Erick, dengan melibatkan para petani diharapakan mampu menggenjot penghasilannya. Dari yang semula hanya mendapat Rp 17 juta bisa menjadi Rp 32 juta.
“Pembukaan 700.000 hektare, tapi melibatkan petani. Sehingga sahabat petani income dapat bertambah misalnya dari Rp 13 juta terus meningkat menjadi Rp 32 juta,” ujarnya.
Disamping itu, pemerintah juga akan membuat produksi tanaman-tanaman lain yang bisa digarap petani dan menyuplai bibit yang bagus. Serperti tumpangsari dan kedelai.
“Yang paling penting offtaker dari kita, pasti dibeli oleh pemerintah 100 persen,” tandas Erick.
Ia menambahkan, program revitalisasi gula ini juga sebaga strategi melawan resesi. Ia optimis 2045 pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat 5 persen.
“kita harus agresif, melawan resesi ini. Saya sudah sampaikan, 5 persen pertumbuhan ekonomi Indonesia sampai 2045 saya yakin ini bisa terjadi, ” pungkasnya. (zak/fajar)