Jakarta, Gatra.com – Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) telah melakukan pencarian fakta dan bukti dari tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, yang terjadi Sabtu (1/10) lalu. Selama 8 hari tim investigasi atau tim pemantauan penyelidikan Komnas HAM meminta keterangan dari 10 pihak yang terkait.
Koordinator Subkomisi Pemajuan HAM, Beka Ulung Hapsara mengungkapkan sudah meminta 10 pihak tersebut untuk diminta kesediaannya dalam memberikan keterangan kepada Komnas HAM.
“Kami meminta keterangan terhadap manejemen dan pengurus Arema, yang kedua meminta keterangan terhadap pemain Arema, Bupati Malang dan jajarannya, jajaran Brimob, meminta keterangan seri tempur yang juga ikut mengamankan. Kemudian meminta keterangan jajaran Polres Malang termasuk juga mantan Kapolres Malang,” kata Beka saat Konferensi Pers di Gedung Komnas HAM, Jakarta Pusat, Rabu (12/10).
Beka menambahkan beberapa pihak yang diminta keterangan terdapat suporter yang sekaligus menjadi saksi dan korban pada tragedi itu. Beserta panitia pelaksana yang turut andil.
“Kami juga meminta keterangan terhadap saksi-saksi korban yang merupakan suporter Arema, meminta keterangan BPBD kabupaten dan kota Malang, kemudian meminta keterangan dari panitia pelaksana (Panpel) dan tim riset pertandingan Arema melawan Persebaya,” tambahnya.
Bukan hanya itu saja namun terdapat temuan lainnya yang disampaikan oleh Komisioner Penyelidikan atau Pemantauan Komnas HAM, Mohammad Choirul Anam
“Banyak pertanyaan terkait rencana pengamanan. Kami punya dokumen resminya, kami punya konteksnya, dinamika 10 hari menjelang pertandingan. Komunikasi bagaimana sampai muncul tambahan pasukan dari berbagai Polres di seluruh Malang, kami punya informasi juga postur keamanan di Malang terutama di kabupaten Malang,” ucap Anam.
Sementara itu temuan gas air mata yang digunakan pada saat tragedi tersebut masih dalam proses laboratorium mengenai kandungannya.
“Karena kami nggak punya kemampuan untuk meneliti kandungannya apa. Apapun itu kami nggak bisa identifikasi itu makanya kami bekerjasama dengan teman teman di Malang termasuk labolatorium,” jelas Anam.