Suasana diskusi publik (foto: Harminanto)SLEMAN – Relawan Anies Baswedan yang tergabung dalam Sekretariat Kolaborasi Indonesia (SKI) menggelar diskusi publik bertema integritas dan independensi KPK, Minggu (16/10/2022) siang di kawasan Embung Tambakboyo Condongcatur. Para relawan mendiskusikan peran KPK yang belakangan dinilai kurang maksimal serta menjadi alat politik kekuasaan. Happy Susanto, Koordinator Sekolah Kepemimpinan Publik SKI DIY mengatakan bahwa diskusi publik terkait KPK dilakukan setelah mencermati situasi yang terjadi beberapa waktu terakhir. KPK dirasa tak lagi menjadi lembaga independen anti rasuah namun cenderung bergerak mengikuti kekuasaan. “Kami ingin memberi pendidikan politik karena hasil diskusi adalah pandangan yang diberikan pada pemerintah terutama terkait KPK. Jangan sampai KPK hanya menjadi alat politik kekuasaan. Di sisi lain kami memberikan pendidikan politik pada masyarakat agar tidak diam ketika menyaksikan persoalan yang belum selesai. Tema ini menarik, yang bisa dikaji. SKI adalah salah satu yang dimaksud (mendukung Anies) maka kami ingin ajak masyarakat berdiskusi tentang apa yang terjadi hari-hari ini, termasuk ketika Anies dipanggil terkait Formula E kemarin,” ungkap Happy. Sementara diskusi publik tersebut menghadirkan Dr Sobirin Malian, Dosen Hukum Tata Negara FH UAD yang juga pengajar dikampus UII, UMY dan UPN. Sobirin dalam pemaparannya mengatakan bahwa seharusnya KPK tidak boleh berada di bawah eksekutif karena nantinya seluruh gerakan berada di bawah eksekutif. Sobirin juga menyinggung persoalan Formula E yang sempat membawa nama Anies Baswedan. Ia menyayangkan mengapa KPK tetap menyangkutkan Anies meski telah ada audit dari lembaga audit internasional. “Terkaif formula E, BPK sudah mengatakan WTP, tidak ada cela lagi. Formula E sudah diaudit lembaga akuntan internasional dan diakui di seluruh dunia. Mengapa KPK tidak mengakui, jadi dipertanyakan mengapa terjadi,” tandasnya. Sobirin pun mengajak masyarakat untuk aktif mendorong kinerja KPK untuk lebih baik ke depan. “Kalau tidak dari sekarang kita bisa gagal. Jadi harapannya kita bisa mencermati dan bergerak,” pungkas Sobirin. (Fxh)