Sambel disesuaikan dengan daerah tempatnya membuka cabang agar sesuai dengan pasarnya
REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI — Banyak orang beranggapan membangun bisnis dapur virtual itu mudah dan murah, karena tidak membutuhkan biaya sewa yang mahal dan tempat yang strategis. Termasuk Rahmat Sentosa, salah satunya, yang kini telah menjadi owner Sambel Bakar Mang Asep di Kota Bekasi.
Dalam praktiknya, memiliki usaha dapur virtual tidak semudah dan semurah yang dibayangkan. Rahmat bahkan pernah harus menanggung kerugian hingga Rp 1 miliar dengan timnya akibat kesalahan menjalankan bisnis dapur virtual.
Kemudian, Rahmat banting setir dengan membangun bisnis restoran sambal goreng. Dalam menjalankan bisnisnya, Rahmat mengingat pelajaran yang didapatnya semasa ia kecil saat diajak berdagang oleh orangtuanya.
“Jadi ketika dewasa bisa mandiri dan membuat usaha dari nol sampai sekarang kita bentuk sendiri,” kata Rahmat dilansir dari kanal Youtube Jagalilin, belum lama ini.
Rahmat mengatakan, restoran sambel bakarnya ini terus berjalan sambil mencoba terus menerus. Padahal, bisnis ini dijalankannya dengan modal yang minim. Bahkan ia harus menjual emas dan mendapatkan uang hanya sekitar Rp 10 juta.
Rahmat yang hobi memasak ini terus mengeksplor menu-menu sambal. Sambil disesuaikan dengan daerah tempatnya membuka cabang agar sesuai dengan pasarnya.
Di samping itu, ia pun menerapkan sistem ‘tambah nasi gratis’ di restorannya. Mengingat orangtuanya yang dulu juga sering membagikan makanan gratis di masjid.
Meski awalnya masyarakat belum mengetahui apa itu sambel bakar, saat ini restorannya sudah ramai dikunjungi para pelanggannya. Hingga dalam sebulan omzetnya mencapai Rp 300 juta.
Rahmat bercerita, dua pekan awal saat membuka restoran sambel bakar, ia sempat mengalami down. Akibat kelalaian dari salah seorang karyawannya, terjadi kebakaran di restoran. Hal ini pun membuat Rahmat takut memulai usaha lagi.
Akhirnya, selama dua pekan Rahmat meliburkan restoran dan seluruh karyawannya. Sembari ia juga menenangkan diri. “Tapi banyak hikmahnya kalau kita terus belajar, pengusaha jangan bosan belajar. Ketika gagal, bisa merespons lagi. Saya juga dapat dukungan dari konsumen,” ujarnya.
Di Restoran Sambel Bakar Mang Asep, Rahmat menerapkan konsep pendekatan dengan Alquran. Sehingga ia dan para karyawannya selalu berpegang teguh pada Alquran melalui pengajian, tilawah, menghafal Alquran, dan sholat dhuha setiap pagi.
Saksikan video lengkapnya di sini:
Setelah vakum beberapa saat, Rahmat mulai menjalankan usahanya lagi. Pengunjung yang datang pun semakin banyak, termasuk media dan para blogger.
“Keunggulan kita memberikan selain citarasa enak. Juga memberikan tambah nasi gratis. Tempat nyaman enak. Varian menu banyak ada cumi sambal gami, ikan nila, ayam. Itu hampir setiap hari sold out,” tuturnya.
Ke depan, ia mengaku akan menambah cabang lagi di daerah Jakarta. Dia pun berharap cabang barunya bisa bermanfaat membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar.
“Kenapa sambel bakar? Daya tarik buat konsumen karena banyak yang belum tau. Jadi buat sambel bakar seperti disiapkan sambelnya, baru dimasukin lauk-lauknya. Itu yang jadi daya tarik konsumen ke sambel bakar,” kata Rahmat.