Ganjar Dapat Lukisan Berjudul ‘Ngerem Keserakahan’ dari Butet, Apa Maksudnya?

Ganjar Dapat Lukisan Berjudul ‘Ngerem Keserakahan’ dari Butet, Apa Maksudnya?

17 October 2022, 0:06

Senin, 17 Oktober 2022 – 00:06 WIB

VIVA Nasional – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berkunjung ke rumah budayawan Butet Kartaradjasa di daerah Bantul, DIY, Minggu 16 Oktober 2022. Kedatangan Ganjar ini ditemui Butet dan sejumlah seniman ternama di Yogyakarta.Butet memberikan sebuah sketsa lukisan kepada Ganjar sebagai hadiah. Lukisan ini diberi judul ‘Ngerem Keserakahan’ oleh Butet.
Butet menceritakan lukisan itu dibuatnya beberapa bulan yang lalu. Butet menjabarkan lukisan itu tidak dibuatnya khusus untuk Ganjar hanya saja karena kebetulan Ganjar mampir ke rumahnya, maka diberikannya sketsa tersebut.Baca juga: Respons Mahfud MD Soal Ucapan Teddy Minahasa ‘Jangan Jadi Polisi Kalau Mau Kaya’Dalam sketsanya ini, Butet menggambarkan sosok seorang manusia yang memegang tali dengan seekor macan yang terikat.”Sketsa ini bukan tentang keserakahan dalam konteks kekayaan atau ekonomi, enggak. Keserakahan secara universal, keserakahan apapun,” ujar Butet.”Calon pemimpin harus memunyai kesadaran dan kemampuan untuk mengendalikan diri. Mengerem keserakahan. Jadi naluri purba dari setiap orang itu mau serakah. Lihat lukisan itu saya kelingan (ingat) mau memberikan pada mas Ganjar,” imbuh dedengkot dunia teater ini.Butet mengungkapkan lukisan itu tidak merepresentasikan sosok Ganjar. Itu simbol dari seorang perupa, sambung Butet, yang menafsirkan satu temuan teks.”Kayaknya kok ini pas karena kalau kata orang beragama, itu semua agama mengajarkan soal mengerem keserakahan,” ucap Butet.

Ganjar Pranowo dan Butet Kartaredjasa.

Ganjar menceritakan dari para seniman dirinya mendapatkan sejumlah lukisan dan buku dari seniman Yogyakarta yang ada di rumah Butet. Salah satu yang memberikan lukisan adalah Butet.”Sketsa gambar macan yang dikendalikan, ngerem keserakahan. Ini lho seniman ngomong kayak gitu. Ngerem keserakahan. Dua kata tapi maknanya dalam,” ungkap Ganjar.”Ini yang ngangeni dari Yogyakarta. Banyak petuah-petuah, sinyal-sinyal, simbol-simbol dan sanepo-sanepo yang sangat filosofis. Jadi tidak semua harus dengan akal tapi dengan rasa. Sangar nggih,” tutup Ganjar.

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Negara

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi