TEMPO.CO, Yogyakarta – Candi Borobudur dan Candi Prambanan menyimpan banyak narasi edukatif yang terpahat dalam setiap reliefnya. “Ribuan relief Candi Borobudur itu bukan sekadar karya adiluhung seni pahat zaman dulu, namun juga menyimpan banyak cerita menarik,” kata Handaka Vijjananda, penerjemah tulisan dan bahasa Sansekerta saat berbicara dalam Lokakarya Cerita Relief Candi Borobudur dan Candi Prambanan di Yogyakarta, Ahad, 16 Oktober 2022.Dalam acara yang digelar PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko (PT TWC) di Hotel Manohara Yogya itu, Handaka menuturkan, ada 1.460 relief candi yang ia temukan mengandung cerita menarik. “Cerita relief yang saya tuangkan dalam karya itu masih sebatas tema kasih sayang, seperti kasih sayang suami terhadap istri, rakyat terhadap raja ataupun raja ke rakyat,” kata Handaka yang mendalami cerita soal relief candi itu kurun tujuh tahun terakhir.Relief Candi Borobudur Banyak Bertema Kasih Sayang”Banyak sekali tema kasih sayang digambarkan dalam relief itu,” ujar Handaka yang telah menulis sedikitnya 34 buku soal relief Borobudur itu. Pendiri Ehipassiko Foundation itu membeberkan, cerita relief candi dituangkan misalnya seperti dalam buku berjudul Magazine Legacy Of Love, Alvatara, dan Romansa Manohara.Handaka menuturkan untuk memahami cerita di balik relief candi memang bukan pekerjaan mudah. Apalagi, jika ada yang nyaris mirip bentuknya satu sama lain. Misalnya untuk tema kasih sayang, ia sedikitnya menemukan ada 38 cerita relief.Sejumlah 38 cerita bertema cinta kasih di relief Candi Borobudur, ditulis berdasarkan kitab Tripitaka, berhiaskan lukisan dan foto spektakuler, serta dilengkapi infografik ikonografi candi, pratima dan mudra Buddha, mandala, stupa, juga lokapala. Dia mengatakan, semua relief ini memiliki makna yang beragam, namun memiliki benang merah tentang pesan kebajikan, kasih sayang, solidaritas melayani semua makhluk untuk menjadi yang terbaik dari diri sendiri.Perjalanan Hidup Pangeran SiddharthaHandaka mengatakan sedikitya ada 100-an cerita utuh yang berhasil mereka identifikasi dari relief candi itu. “Ada lima garis besar atau lima susastra kuno yang menjadi rujukan,” kata dia. Seperti paling dasar adalah hukum karma, riwayat Pangeran Siddhartha yaitu seorang pangeran yang menjadi Petapa.”Ada juga relief bercerita kehidupan lampau pangeran Siddhartha sebagai bodi satwa, kisah heroiknya Siddhartha, dan soal perjuangan pemuda yang terinspirasi dari para bodi satwa dan budha,” kata dia. Relief candi itu yang lahir pada tahun dan abad berbeda itu, kata Handaka, memiliki benang merah untuk menunjukkan suatu road map atau peta jalan menuju kebajikan manusia. Menurut Handaka, cerita relief candi ini sangat luas. Ia harus memfokuskan satu persatu saat mengelompokkannya. Salah satu yang monumental ketika menyusun buku penelitian relief berjudul Warisan Cinta, berisi tulisan mendiang istrinya, Yinata Dita yang meninggal akibat kanker lidah.Dari ribuan relief yang ada di Candi Borobudur, Handaka mengakui tidak semua bisa ia pelajari dan terjemahkan. “Bukan karena sulit menerjemahkan, tapi karena relief-relief tersebut beberapa di antaranya sudah rusak sehingga sulit untuk dipahami,” kata Handaka yang mengungkap setidaknya sudah 91 persen relief Candi Borobudur berhasil ia terjemahkan.Pujo Suwarno, VP Marketing PT TWC mengatakan, forum ini terbuka untuk umum, yang juga diikuti oleh pramuwisata, pelukis, pemahat, dan budayawan di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah. Selain mendatangkan pemerhati relief Handaka Vijjananda, forum itu juga dimeriahkan peragaan Wayang Jataka oleh Bambang Eka Prasetya.“Forum ini sebagai satu upaya penguatan konten edukasi, dikemas dalam story telling yang menarik tentang Candi Borobudur dan Candi Prambanan,” kata Pujo. “Jadi wisatawan akan mendapatkan nilai pengalaman lebih saat berkunjung di kedua destinasi tersebut,” kata dia.PRIBADI WICAKSONOBaca juga: Sejarah Keris, Sudah Tergambar di Relief Candi BorobudurSelalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.