Oleh karena itu, Hari Santri Nasional menjadi momentum agar para santri juga tidak hanya disiplin ilmu agama, namun juga bisa berperan di semua profesi. “Kita semua harus menitipkan masa depan bangsa ini kepada keluarga besar pesantren yang di dalamnya ada pengikutnya, masyarakat di sekitarnya dan lainnya,” tandas Gus Muhaimin.
Di hadapan ribuan santri, Gus Muhaimin berpesan agar mereka mengerti sejarah perjuangan para santri dan ulama dalam memerdekakan bangsa ini, bahkan jauh sebelum Indonesia merdeka. “Jauh sebelum kemerdekaan para santri dan ulama telah merintis pembinaan umat, budaya akhlak dalam pembangunan bangsa. Saat penjajahan santri dan ulama yang terdepan dan berani mengusir penjajah,” katanya.
Kedua, santri harus siap mewarisi dan menjadi pemilih sah negeri yang diwariskan para ulama. “Anda dan kita semua berhak menjadi apapun yang bisa meneruskan kebaikan dan kemaslahan bangsa ini. Wajar kalau santri menjadi bupati, gubernur, menteri bahkan presiden,” tuturnya.
Karena itu, Gus Muhaimin berpesan agar para santri mempersiapkan masa depan sebaik mungkin. “Anak-anakku para santri harus semangat, kuat dan tabah dalam menghadapi tantangan yang akan datang. Saya bangga melihat kalian yang semangat dan terlihat optomistis dalam menyongsong masa depan tanpa ada rasa khawatir menghadapi tantangan masa depan,” katanya. (*)