Jual Beli Data: Hacker Untung, Masyarakat Buntung

Jual Beli Data: Hacker Untung, Masyarakat Buntung

15 September 2022, 17:19

“Dua hari pertama itu paling parah, saya cukup ketakutan dan paranoid kalau mau bepergian. Ada yang kirim gambar dan video porno juga. Saya menduga mereka tidak tahu saya siapa. Saya di-chat dan dipanggil dengan nama orang lain,” ucap korban. Bjorka adalah hacker yang menjadi biang pemicu teror terhadap kedua korban tersebut. Pada 31 Agustus lalu, melalui laman Breached Forums, Bjorka mengklaim telah berhasil membobol sistem Kemenkominfo dan mengambil 1,3 miliar data pengguna SIM card di Indonesia. Data itu ia jual dengan harga US$50.000 atau sekitar Rp 745 juta.Sebagai bukti, Bjorka membagikan sekitar 2 juta data gratis di forum tersebut. Data tersebut berisi nomor SIM card, NIK, dan KK. Dua korban yang dihubungi oleh reporter detikX di atas, memiliki nomor SIM card dan NIK yang termasuk dalam 2 juta data tersebut. Bjorka bukanlah orang yang melakukan teror, tetapi ia hanya yang membobol dan menyebarkan data pribadi.Aksi peretasan tersebut bukan menjadi yang pertama dan satu-satunya bagi Bjorka. Melalui Breach Forums, pada 2020 lalu, ia membeberkan telah meretas dan mengambil data pelanggan Tokopedia. Data tersebut terdiri dari ID pengguna, password, email dan nomor telepon. Semua data itu berukuran 11 dan 24 gigabita.Berselang cukup lama, pada 20 Agustus 2022, Bjorka kembali memamerkan keahliannya dengan mengambil data 26 juta pelanggan IndiHome. Sekumpulan data itu terdiri dari IP address, riwayat pencarian internet, e-mail, nama lengkap, dan NIK.Kemudian pada 6 September, terdapat 105 juta data kependudukan yang berhasil ia ambil dan diklaim berasal dari data Komisi Pemilihan Umum atau KPU. Data itu terdiri dari nama lengkap, NIK, dan nomor Kartu Keluarga. Baru-baru ini, Bjorka juga menunjukkan bahwa dia telah meretas sejumlah data surat rahasia kepresidenan. Menko Polhukam Mahfud Md kemarin, membantah klaim adanya surat rahasia yang bocor tersebut.Reporter detikX telah berupaya menghubungi Bjorka melalui akun Telegram. Namun, Bjorka enggan merespons. Dalam grup Telegram yang ia inisiasi, Bjorka sesumbar susah ditemukan penegak hukum.”Tidak ada yang bisa melacakku. Termasuk para idiot yang berada di pemerintahan Indonesia,” tulis Bjorka dalam grup tersebut dalam bahasa Inggris.

Tokoh

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Negara

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi