PIKIRAN RAKYAT – Sebanyak tujuh tahanan melarikan diri dari Polsek Jatiasih, Bekasi pada Kamis, 13 Oktober 2022, pukul 21.39 WIB. Berdasarkan keterangan Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan menerangkan bahwa dalam sel tersebut tidak hanya ada tujuh tahanan saja, melainkan terdapat 10 tahanan. “Total ada 10 tersangka yang ditahan dalam satu sel dan tujuh di antaranya melarikan diri,” katanya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara, Sabtu, 15 Oktober 2022. Baca Juga: Survei Indeks Literasi Digital, Hoax di Indonesia Masuk Kategori ‘Sedang’ Kemudian, tahanan lain yang melihat aksi ketujuh tahanan itu pun berteriak dan memanggil petugas kepolisian yang sedang berjaga. “Saksi ini tahanan juga, berteriak memberitahukan kepada piket Reskrim yang selanjutnya memberitahukan kepada petugas jaga bahwa ada tahanan melarikan diri,” ujarnya. Adapun, ketujuh tahanan tersebut melarikan diri dengan cara menjebol tembok kamar mandi yang berada di dalam ruang tahanan. Baca Juga: Soroti Gaya Hidup Mewah Pejabat Polri, Jokowi: Rem Total, Jangan Gagah-gagahan! “Dicek ke dalam ruang tahanan didapati tembok samping kamar mandi dalam keadaan bolong dan besi tralis dibengkokkan,” ucapnya. Lebih lanjut, Zulpan menjelaskan, ketujuh tahanan itu mencoba menjebol tembok kamar mandi menggunakan sebuah besi dan satu sendok makan. “Diduga para tahanan melarikan diri dengan menggunakan 1 buah besi ukuran 13 dengan panjang centimeter dan satu buah sendok makan,” tuturnya. Baca Juga: Teddy Minahasa Jadi Tersangka Kasus Narkoba, Edi Hasibuan: Harap Diberikan Hukuman Paling Berat Dalam kesempatan yang sama, Zulpan pun membeberkan bahwa lima dari tujuh tahanan tersebut merupakan tersangka kasus narkoba. Sedangkan, dua tahanan lainnya merupakan tersangka kasus pencurian. Hingga saat ini, pihak kepolisian pun masih mengusut kasus tersebut dan melakukan pencarian terhadap ketujuh tahanan yang berhasil kabur dari sel di Polsek Jatiasih. Insiden kaburnya ketujuh tahanan itu pun membuat pekerjaan pihak kepolisian semakin bertambah di tengah-tengah pengusutan kasus lainnya. Seperti yang diketahui, pihak kepolisian saat ini sedang disibukkan dengan pengusutan sejumlah kasus pelanggaran hukum, di antaranya adalah kasus pembunuhan terhadap Brigadir J yang menyeret nama Ferdy Sambo dan sejumlah anggota polisi lainnya. Kemudian, peristiwa penembakan gas air mata dalam tragedi Kanjuruhan hingga penangkapan Irjen Pol Teddy Minahasa dalam kasus peredaran narkoba. Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun turut menyoroti institusi Polri. Orang nomor satu di Indonesia itu menyebutkan bahwa kasus Ferdy Sambo membuat tingkat kepercayaan Polri menurun. “Begitu ada peristiwa FS (Ferdy Sambo), runyam semuanya, dan jatuh ke angka paling rendah,” katanya. “Dulu dibandingkan institusi-institusi penegakan hukum lain, (Polri) tertinggi. Sekarang saudara-saudara harus tahu, menjadi terendah,” ucapnya, melanjutkan penjelasan.***