Merdeka.com – Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) sudah menyelesaikan hasil investigasi terkait tragedi Kanjuruhan. Dari sejumlah temuan, TGIPF menyatakan suporter pertandingan melakukan tindakan dan mengeluarkan ucapan-ucapan bersifat provokatif dan melawan petugas.
“Melakukan tindakan dan mengeluarkan ucapan-ucapan bersifat provokatif dan melawan petugas,” bunyi poin nomor 6 bagian b dokumen investigasi TGIPF dikutip Jumat (14/10).
Selain itu, pada bagian a, suporter tidak mengetahui atau mengabaikan larangan dalam memasuki area lapangan pertandingan, termasuk larangan melempar flare ke dalam lapangan.
“Melakukan tindakan melawan petugas (melempar benda benda keras, dan melakukan pemukulan terhadap pemain cadangan Arema dan petugas),” tulis bagian c.
Selain itu, TGIPF Kanjuruhan juga mengungkap temuan mengenai pengamanan resmi atau Security Officer (SO) saat pertandingan. Menurut, TGIPF SO tidak memahami tugas dan tanggung jawab dalam menyelenggarakan pertandingan.
“Tidak memahami tugas dan tanggung jawab dalam menyelenggarakan pertandingan,” bunyi poin nomor 4 bagian a.2 dari 2 halaman