Jakarta, CNBC Indonesia – Tim penyelamat putus asa mencari tanda-tanda kehidupan pada hari Sabtu setelah ledakan metana di sebuah tambang batu bara di Turki utara menewaskan sedikitnya 25 orang dan menjebak puluhan lainnya sejauh ratusan meter di bawah tanah.
Memperbarui jumlah korban tewas, Menteri Kesehatan Fahrettin Koca juga memberikan Cuitan di twitter bahwa 11 orang lainnya ditemukan hidup dan dirawat di rumah sakit setelah salah satu kecelakaan industri paling mematikan di Turki dalam beberapa tahun terjadi pada Jumat saat matahari terbenam.
“Kami menghadapi situasi yang benar-benar disesalkan,” kata Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu, dikutip AFP, Sabtu (15/10/2022).
–
–
“Secara keseluruhan, 110 saudara kita bekerja (bawah tanah). Beberapa dari mereka keluar sendiri, dan beberapa diselamatkan,” tuturnya.
Soylu juga mengkonfirmasi laporan awal bahwa hampir 50 penambang tetap terperangkap di dua area terpisah antara 300 dan 350 meter di bawah tanah.
Gambar-gambar televisi menunjukkan kerumunan yang cemas dengan air mata yang berlinang, berkumpul di sekitar gedung putih yang rusak di dekat pintu masuk lubang hanya untuk mencari informasi untuk teman dan orang yang mereka cintai.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, dirinya akan terbang ke lokasi kecelakaan pada hari Sabtu. Harapannya, tak ada lagi korban jiwa dan penambang yang ditemukan masih bernyawa.
“Semua upaya kami ditujukan ke arah ini,” imbuhnya.
Sebagian besar informasi awal tentang mereka yang terperangkap di dalam berasal dari para pekerja yang berhasil keluar dengan relatif tidak terluka. Namun Wali Kota Amasra Recai Cakir mengatakan banyak dari mereka yang selamat menderita “luka serius”.
Ledakan itu terjadi beberapa saat sebelum matahari terbenam dan upaya penyelamatan terhambat oleh kegelapan.
Serikat pekerja pertambangan Maden Is di Turki mengaitkan ledakan itu dengan penumpukan gas metana. Tetapi pejabat lain mengatakan terlalu dini untuk menarik kesimpulan pasti atas penyebab kecelakaan itu.
Sebelumnya, Turki juga pernah mengalami bencana pertambangan batu bara paling mematikan pada tahun 2014 lalu. Sebanyak 301 pekerja tewas dalam ledakan di kota barat Soma. Tim penyelamat mengirim bala bantuan dari desa-desa sekitar untuk membantu mencari tanda-tanda kehidupan.
Gambar televisi menunjukkan paramedis memberikan oksigen kepada para penambang yang telah turun dan kemudian membawa mereka ke rumah sakit terdekat.
Gubernur setempat mengatakan tim yang terdiri lebih dari 70 penyelamat berhasil mencapai titik di lubang sekitar 250 meter di bawahnya.
Tidak dapat diungkapkan secara jelas apakah tim penyelamat dapat mendekati para pekerja yang terperangkap atau apa yang menghalangi perjalanan mereka selanjutnya.
Layanan manajemen bencana AFAD Turki mengatakan, percikan awal yang menyebabkan ledakan itu tampaknya berasal dari transformator yang tidak berfungsi. “Kemudian menarik laporan itu dan mengatakan gas metana telah dinyalakan karena “alasan yang tidak diketahui,” ucapnya.
Kantor kejaksaan setempat mengatakan pihaknya memperlakukan insiden itu sebagai kecelakaan dan meluncurkan penyelidikan formal.
[-]
–
Ya Ampun! Inflasi Turki Capai 73,5%, Ini Penyebabnya
(luc/luc)