Merdeka.com – Dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun Partai GOLKAR ke-58 pada 20 Oktober 2022, Pimpinan Pusat Kesatuan Perempuan Partai GOLKAR (PP KPPG) menyelenggarakan diskusi publik untuk membedah kiprah perempuan dalam mendukung pemulihan ekonomi.
Topik ini dipilih karena sejalan dengan agenda prioritas jalur keuangan dalam Presidensi G20 Indonesia Tahun 2022, terutama berkaitan dengan percepatan inklusi keuangan pada perempuan. Pada kesempatan ini, Ketua Bidang Perekonomian PP KPPG Puteri Komarudin menekankan pentingnya sinergi perempuan untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional.
“Kegiatan ini merupakan komitmen kami untuk memberikan edukasi publik secara berkelanjutan. Kini, kami angkat topik terkait akses keuangan bagi perempuan yang selama ini dirasa masih cukup tertinggal. Makanya, kita harus bersinergi untuk membangun negeri menjadi lebih baik lagi. Terutama untuk mengejar visi jangka panjang menjadi Indonesia Maju dan Sejahtera tahun 2045,” ungkap Puteri dalam Pidato Pembukanya.
Acara bertajuk Sinergi Perempuan dalam Pemulihan Ekonomi: Percepatan Inklusi Keuangan Menuju Indonesia Sejahtera berlangsung secara daring, pada Jumat (7/10). Kegiatan ini diawali dengan sambutan langsung oleh Ketua Umum PP KPPG Airin Rachmi Diany.
“Kebijakan peningkatan produktivitas ekonomi perempuan diarahkan untuk mensinergikan seluruh kekuatan yang ada. Baik sektor pemerintah, non pemerintah, perguruan tinggi, perbankan, maupun masyarakat umum.”
“Melalui sinergi ini, seluruh persoalan perempuan bisa diatasi secara bertahap dan berkesinambungan. Mari kita bersama hapus stigma perempuan yang dianggap lemah, mudah kalah, dan menjadi beban keluarga. Kita harus bertekad untuk merubah ini semua dengan kekuatan dari diri kita,” ungkap Airin.
Kegiatan ini juga diselenggarakan sekaligus untuk menyambut peringatan Hari Keuangan Nasional yang jatuh pada tanggal 30 Oktober mendatang. Turut hadir dalam acara ini sebagai panelis, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti menyoroti peran transformasi digital sebagai kunci inklusi keuangan bagi perempuan.
“Hampir 65 persen UMKM dikelola perempuan. Tetapi banyak yang belum mempunyai rekening, akses keuangannya terbatas, bahkan terjerat pinjol, serta belum punya akses untuk tabungan. Ini yang memang menjadi fokus Bank Indonesia bagaimana kita perlu transformasi digital. Sehingga bisa membuka akses keuangan yang lebih besar lagi kepada perempuan. Ini yang terus BI lakukan dengan mengintegrasikan ekonomi dan keuangan digital,” papar Destry.
Lebih lanjut, Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan yang Membidangi Edukasi dan Perlindungan Konsumen Friderica Widyasari Dewi memaparkan tingkat inklusi dan literasi keuangan bagi perempuan masih tertinggal. Ini tercermin dari tingkat literasi keuangan perempuan hanya 36,13 persen dan tingkat inklusi keuangan perempuan yang masih 75,15 persen.
Sementara laki-laki memiliki tingkat literasi keuangan sebesar 39,94 persen dan tingkat inklusi keuangan sebesar 77,24 persen.
“Kita juga melihat target Bapak Presiden tahun 2024 bahwa inklusi keuangan di Indonesia harus mencapai 90 persen ke atas. Namun, antara perempuan dan laki-laki walaupun terpaut tidak banyak. Tapi bisa kita lihat. Laki-laki lebih well literated dibandingkan perempuan,” urai Friderica.
Webinar ini juga mengundang Hadiaty Mahalinda Napitupulu selaku Pendiri Mamanduy ASI Booster sekaligus Anggota KPPG, yang menjelaskan sejumlah strategi dan tips bagi perempuan untuk menjalankan usaha. Selain itu, acara ini diikuti oleh perwakilan Anggota KPPG dari berbagai daerah di Indonesia
[hrs]