Jakarta – Kementerian Kesehatan berkonsentrasi memasok kebutuhan vaksin COVID-19 produksi dalam negeri untuk menutup kelangkaan vaksin impor yang saat ini melanda sejumlah daerah. “Direktorat Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan (Farmalkes) sekarang konsentrasinya beli vaksin dalam negeri yang punyanya Bio Farma,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Jakarta, Senin (17/10).
Vaksin yang dimaksud bermerek IndoVac yang merupakan pengembangan penelitian Universitas Airlangga (Unair) dan diproduksi oleh BUMN farmasi PT Bio Farma di Bandung, Jawa Barat.
Vaksin berplatform subunit rekombinan protein itu telah diluncurkan Presiden Joko Widodo pada 13 Oktober 2022 untuk vaksinasi usia 12 hingga 17 tahun yang sedang berjalan, maupun untuk usia di bawah 12 tahun.
Vaksin IndoVac untuk vaksinasi primer (dosis 1 dan 2), usia dewasa 18 tahun ke atas telah mendapatkan emergency use authorization (EUA) atau izin penggunaan darurat dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) pada 24 September 2022.
Baca Juga :
Angka Kesembuhan Harian Covid-19 Capai 6.044 Orang
Bio Farma telah melaksanakan uji klinis IndoVac untuk vaksin penguat atau booster sejak 1 September hingga 10 Oktober 2022 dan hasil uji itu telah diajukan ke BPOM untuk ditinjau kelayakannya. Bio Farma kini menunggu keputusan BPOM untuk EUA Vaksin IndoVac penguat dewasa yang diharapkan keluar akhir Oktober 2022.
Menurut Budi, vaksin produksi dalam negeri saat ini sedang dibutuhkan untuk menutup kelangkaan vaksin yang terjadi di sejumlah daerah.
Dilansir dari laporan Dashboard Vaksinasi Kemenkes RI per Ahad (16/10), kekosongan stok vaksin terjadi di 48 kabupaten/kota di Indonesia.
Terdapat sembilan kota/kabupaten dengan stok vaksin yang mencukupi hingga 7-10 hari ke depan, 18 kota/kabupaten mencukupi untuk 10-14 hari ke depan, kurang dari tujuh hari sebanyak 91 kota/kabupaten. “Kami ada persediaan sedikit vaksin COVID-19 gratis dari Covax Facility (hibah negara sahabat, red.),” katanya.
Di lokasi yang sama, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi mengatakan stok vaksin COVID-19 yang saat ini tersimpan di pemerintah pusat berkisar 200 ribu dosis berplatform mRNA dan Inactivated Virus.
Baca Juga :
Vaksin Covid-19 RI Segera Selesai Uji Klinis
Stok tersebut saat ini sedang dipersiapkan untuk proses distribusi menuju sejumlah daerah yang memiliki laju penyuntikan vaksin yang relatif tinggi. “Kalau produksi dalam negeri bisa dioptimalkan, tapi stok menipis, kami berupaya tambah dari luar (impor, red.), tapi tetap kita upayakan dulu vaksin dalam negeri,” katanya.
Redaktur : Kris Kaban
Penulis : Antara