POJOKSATU.id, JAKARTA – Ada tiga kata terakhir yang diucapkan Brigadir Joshua sebelum dieksekusi di rumah dinas Ferdy Sambo di Duren Tiga.
Tiga kata terakhir yang diucapkan Brigadir Joshua itu terungkap dalam dakwaan yang dibacakan Jaksa Penuntut Umum (JPU).
Sidang dakwaan pembunuhan Brigadir Joshua itu digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (17/10/2022).
JPU mengungkap, saat itu kelima tersangka sudah berkumpul di lokasi kejadian.
Yakni di ruangan lantai satu, di depan tangga dekat meja makan.
Brigadir Joshua datang setelah sebelumnya dipanggil oleh Bripka Ricky Rizal dan Kuat Maruf atas perintah Ferdy Sambo.
BACA: Fakta Baru! Ternyata Brigadir Joshua Dieksekusi di Depan Putri Candrawathi
Saat tiba, Sambo langsung memegang leher bagian belakang Joshua dan mendorongnya ke depan.
Sehingga, korban langsung berhadapan dengan mantan Kadiv Propam Polri yang dipecat secara tidak hormat itu.
JPU juga memjabarkan posisi setia tersangka.
Bharada Eliezer berdiri di kanan Sambo. Sedangkan Kuat Maaruf di belakang Sambo.
Ricky Rizal berdiri di belakang Eliezer bersiaga melakukan pengamanan bila korban melakukan perlawanan.
“Sedangkan saksi Putri Candrawathi berada di dalam kasus utama dengan jarak kurang lebih 3 meter dari posisi korban Nofriansyah (Brigadir Joshua) berdiri,” beber JPU.
BACA: 11 Fakta Rangkuman Dakwaan Ferdy Sambo, Full of Sadism!
Kemudian, Ferdy Sambo menghardik Brigadir J ‘jongkok kamu!’.
Mendengar hal itu, Joshua langsung mengangkat kedua tanganya menghadap ke depan sejajar dengan dada.
Joshua juga mundur sedikit sebagai tanda penyerahan diri.
Saat itulah Brigadir Johua melontarkan tiga kata terakhir.
“Ada apa ini?,” ucap Joshua dalam dakwaan JPU.
BACA: Dua Kali Putri Candrawathi tak Mengerti Dakwaan, Netizen: Mendadak O to the On
Setelah itu, Ferdy Sambo langsung mengatakan kepada Bharada Eliser ‘Woy..! Kau tembak! Kau tembak cepat! Cepat woy, kau tembak!’.
Perintah itu langsung dilaksanakan Eliezer dengan menembak Joshua menggunakan Glock 17 sebanyak tiga atau empat kali.
Tembakan itu langsung membut Brigadir Joshua tersungkur bersimbah darah dalam posisi tertelungkup.
Peluru-peluru yang ditembakkan Eliezer itu mengenai dada kanan hingga tembus ke paru-paru.
Selain itu juga mengenai bahu kanan, bibir sisi kiri, lengan, hingga merusak jari manis dan kelingking tangan kiri.
Melihat Brigadir Joshua masih bergerak dan sekarat, Ferdy Sambo lantas menembak bagian kepala belakang Joshua.
Tembakan itu dilakukan Ferdy Sambo untuk memastikan bahwa Brigadir Joshua benar-benar sudah tidak bernyawa. (AdeGP/pojoksatu)