Sleman, Gatra.com – Peternak sapi perah dan produsen susu segar siap mendukung program makan bergizi gratis pemerintahan baru Prabowo-Gibran. Dengan kemampuan dslam menyediakan susu nasional baru 20 persen, sejumlah langkah untuk meningkatkan produksi susu harus disiapkan.
“Kebutuhan susu untuk program pemerintah, seperti makan bergizi gratis, pasti disuplai koperasi susu yang ada di daerah itu. Untuk Yogyakarta, kami siap menyuplai,” kata Ruslan, Ketua Koperasi Sapi Merah Sejahtera (Samesta), Jumat 26/7).
Koperasi Samesta adalah koperasi peternak sapi perah di kaki Gunung Merapi, tepatnya di Plosokerep, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Anggotanya sekitar 250 peternak yang memelihara 600-an ekor sapi perah yang mampu menghasilkan 2700 liter susu segar per hari.
Ruslan menambahkan, dukungan terhadap penyediaan susu segar dalam program pemerintah itu disertai catatan. “Kami harapkan ada tambahan populasi (sapi) dan jangan sampai mengganggu pasar kami yang telah terjalin dengan mitra,” tuturnya.
Menurut dia, Koperasi Samesta sudah mengajukan tambahan 100 sapi untuk menyambut program tersebut. Apalagi usai merebaknya penyakit mulut dan kuku (PMK) ternak, jumlah sapi di koperasi itu menyusut.
“Sebelumnya sapi di sini pernah sampai 900 ekor dan menghasilkan 4000 liter susu per hari. Produksi susu turun 50 persen karena PMK,” katanya.
Dukungan untuk program pemerintah juga ditunjukkan industri produsen susu yang selama ini mendapat suplai susu dari peternak sapi perah lokal.
“Kami sangat bersemangat membantu menyukseskan program pemerintah dan ini sudah kami rintis pilot project-nya di salah satu kabupaten di Jawa Barat,” kata Rachmat Hidayat, Direktur Government and External Scientific Affair Danone Indonesia, mewakili PT Sarihusada Generasi Mahardhika.
Selama ini PT Sarihusada telah menyerap susu sapi lokal, seperti dari Koperasi Samesta. “Bukan wacana lagi, tapi kami sudah bergerak. Produksi susu segar nasional yang baru mencukupi 20 persen itu menjadi PR bersama,” ujar dia, saat mengunjungi Koperasi Samesta dalam lokakarya perusahaan itu.
Kementerian Pertanian (Kementan) juga menyatakan siap memberi berbagai pendampingan ke peternak sapi perah demi mendongkrak produksi susu lokal. Mengingat, saat ini 80 persen kebutuhan susu nasional dipenuhi lewat impor.
Ketua Kelompok Ruminansia Perah Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak Kementan, Argi Argiris, menyatakan, program-program peningkatan produktivitas sapi perah seperti di Samesta bisa ditiru di peternakan lain.
“Seiring program makan bergizi gratis, permintaan susu dari industri pengolahan susu (IPS) pasti meningkat. Kita maksimalkan dulu yang ada di dalam negeri, baru impor. Impornya juga bukan bahan baku susu, tapi sapi dan mesinnya,” papar Argi.
206