Panas Menyengat di Sejumlah Wilayah, Siklon Tropis Kong-rey Jadi Penyebabnya, Begini Penjelasan BMKG

Panas Menyengat di Sejumlah Wilayah, Siklon Tropis Kong-rey Jadi Penyebabnya, Begini Penjelasan BMKG

1 November 2024, 3:39

FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Cuaca panas terasa lebih menyengat dari biasanya di beberapa wilayah di Indonesia. Banyak warga mengeluhkan kondisi cuaca belakangan ini.

Di media sosial, keluhan tersebut juga jadi trending topik. Terkhusus di X (twitter), sejumlah penggunanya menjadikan “panas” sebagai kata kunci yang kini viral.

“Sehari hari kerja di ruangan indoor tapi tiap mau istirahat makan siang selaluu reapply sunscreen karna kondisi cuaca lagi panas panasnyaa🥵 jangan sampai kulit kalian belangg yaa guyss!!,” tulis akun @kugybears, sembari memposting video penggunaan sunscreen.

Sementara itu, menurut catatan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), suhu panas tertinggi di Indonesia mencapai 38 derajat celcius pada Senin (28/10) hingga Selasa (29/10/2024) pagi ini.

Suhu tertinggi mencapai 38°C tercatat di Stasiun Meteorologi Gewayantana dan Sultan Muhammad Kaharuddin. Sementara di Stasiun Meteorologi Soekarno Hatta mencatata suhu mencapai 35°C.

Lantas, apa penyebab tingginya suhu udara udara yang membuat panas terasa lebih menyengat belakangan ini?

Subbidang Prediksi Cuaca Pusat Meteorologi BMKG Nurul Izzah mengatakan, ada beberapa penyebab yang membuat cuaca panas mencapai 38°C di Indonesia, salah satunya karena fenomena Siklon Tropis Kong-rey di Samudra Pasifik Barat.

“Yang memengaruhi pola cuaca di wilayah ini. Siklon tersebut menarik kelembapan dari sekitarnya, sehingga menciptakan kondisi udara yang lebih kering dan panas di daratan Indonesia,” ujarnya dilansir dari JawaPos.com, Selasa (29/10).

Selain itu, Izzah menerangkan bahwa gerak semu matahari yang semakin menuju selatan ekuator yang menyebabkan wilayah Indonesia, khususnya di bagian selatan, menerima radiasi matahari yang lebih intens.

“Intensitas ini meningkatkan suhu permukaan, terutama pada siang hari,” tuturnya.

Terlebih, minimnya tutupan awan juga, katanya, berperan penting dalam peningkatan suhu yang membuat beberapa wilayah di Indonesia terasa lebih panas.

“Karena radiasi matahari dapat langsung mencapai permukaan bumi tanpa hambatan, mengakibatkan suhu tetap tinggi baik siang maupun malam hari​,” pungkas Izzah. (bs-sam/fajar)

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Negara

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi