Jakarta – Guna mendukung fungsi sebagai Community Protector terkait narkotika dan psikotropika, Direktorat Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan RI (DJBC Kemenkeu) memiliki Unit khusus yaitu Unit Anjing Pelacak Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (K-9) yang telah berdiri sejak tahun 1981.Salah satu anjing didikan DJBC yang berprestasi ialah Andro. Anjing jenis Labrador Retriever berusia 9 tahun ini punya prestasi yang membanggakan. Ia sukses menggagalkan penyelundupan sabu total seberat 2,6 ton.Dibandingkan jenis anjing lainnya, anjing Labrador Retriever kerap dipilih sebagai anjing pelacak di DJBC lantaran memiliki indra penciuman yang tajam, kecerdasan yang baik (mudah dilatih), serta sifat yang ramah (tidak agresif terhadap manusia maupun binatang). Keunggulan lainnya yaitu memiliki kemampuan adaptasi yang baik terhadap iklim di Indonesia dan mudah dalam perawatan.
–
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Saat ini anjing yang paling berprestasi di DJBC itu Andro. Dia pernah nangkep 2,6 ton sabu dalam dua kali pemeriksaan,” ujar Direktur Interdiksi Narkotika DJBC Syarif Hidayat saat ditemui detikcom di Regional Dog Training Center (RDTC), Rawamangun, Jakarta Timur beberapa waktu lalu.Andro mendapatkan Detector Dog Basic Training di Pusat Pelatihan Anjing Pelacak DJBC pada tahun 2015. Selama mengikuti pelatihan, Andro memiliki keunggulan dibanding dengan anjing lainnya, yaitu mempunyai semangat mencari yang tinggi serta sifat independen yang sangat baik.
Setelah berhasil mengikuti Detector Dog Basic Training, pada tahun 2016 Andro ditempatkan di Unit K-9 Kantor Pusat Bea dan Cukai. Andro rutin ditugaskan untuk mendeteksi narkotika di Bandara Soekarno Hatta, Pelabuhan Tanjung Priok dan Kantor Pos Pasar Baru. Di awal penugasannya, Andro berhasil mendeteksi 3,5 gram hasish yang disembunyikan dalam barang kiriman di Kantor Pos Pasar Baru.Pada tahun 2017, Unit K-9 Unit K-9 Kantor Pusat Bea dan Cukai mendapatkan informasi tren penyelundupan narkotika mulai bergeser melalui jalur laut dengan modus disembunyikan di dalam kapal. Atas dasar informasi tersebut, tercetuslah inisiasi program pelatihan spesialisasi ‘Marine Dog’, yaitu program anjing pelacak yang mampu melakukan pelacakan kapal.Dengan keunggulannya, Andro terpilih menjadi satu-satunya anjing pelacak untuk mengikuti program Marine Dog tersebut. Setelah mendapatkan pelatihan spesialisasi Marine Dog, awal tahun 2018 Andro dipindahtugaskan dari Kantor Pusat ke KPBC Batam.Tak lama setelah itu, tepatnya pada 9 Februari 2018, Andro berhasil mendeteksi penyelundupan narkotika jenis methamphetamine sebanyak 1 ton yang disembunyikan di dalam kapal MV Sunrise Glory. Keberhasilan tersebut merupakan penggagalan penyelundupan narkotika jenis methamphetamine terbesar pada waktu itu.Dua minggu setelahnya, Andro mendeteksi kapal ikan yang membawa 1,6 ton sabu-sabu di perairan Karang Helen Mars Batam, Riau. Dalam operasi itu, aparat gabungan juga menangkap warga Singapura bernama Tan Mai, Tan Yi, Tan Hui, dan Liu Yin Hua.”Jadi ada kapal dari Taiwan, diperiksalah sama kita berjam-jam tetapi nggak ketemu. Turuninlah Andro. Sama dia, barang bukti langsung ketemu dalam waktu satu jam,” kata Syarif.”Ternyata, dia mendeteksi di tempat penyimpanan beras. Kan ada di bawah, ternyata bisa dibongkar tempatnya,” sambungnya.