Bogor, Gatra.com – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) meresmikan Museum Penanggulangan Terorisme Adhi Pradana di Komplek Kantor BNPT, Kabupaten Bogor, Selasa (16/7). Peresmian ini bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) BNPT yang ke-14.
Peresmian ini dilakukan langsung Menkopolhukam RI Hadi Tjahjanto, Kepala BNPT Komjen Pol Mohammed Rycko Amelza Dahniel, dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian.
Museum ini didirikan sebagai salah satu strategi penanggulangan terorisme dan media edukasi bagi masyarakat Indonesia tentang upaya negara Indonesia berjuang melawan terorisme guna menjaga keutuhan bangsa.
“Museum ini didedikasikan sebagai sarana wisata edukasi untuk terus meningkatkan rasa cinta tanah air dan kesadaran akan bahaya terorisme. Museum ini juga menjadi simbol pentingnya kerja sama internasional dalam menghadapi ancaman terorisme dengan prinsip whole government & whole society approach,” kata Kepala BNPT, Komjen Pol Mohammed Rycko Amelza Dahniel.
Museum berkonsep kontemporer ini juga ditujukan untuk menghormati para korban aksi terorisme yang pernah terjadi di Indonesia. Diharapkan ke depannya dapat meningkatkan public awareness dalam mewujdukan kesiapsiagaan nasional.
Nantinya, di dalam museum, pengunjung bisa melihat berbagai koleksi benda-benda, informasi, strategi penanganan teroris, dan perjuangan semua pihak dalam menegakan hukum tindak pidana terorisme di Indonesia, melalui penyampaian informasi yang kompleks dan detail melalui visualisasi serta simulasi.
“Melalui museum ini, pengunjung dapat mempelajari sejarah, bahaya, ancaman terorisme, dan modus operandi para pelaku” ujar Rckyo.
Museum Nasional Penanggulangan Terorisme Adhi Pradana ini menjadi legacy BNPT kepada bagi masyarakat luas, khususnya generasi mendatang.
“Sebagai museum yang memiliki nilai edukasi, inspirasi, refleksi, kolaborasi, dan pencegahan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya terorisme dan ekstremisme kekerasan mengarah pada terorisme, serta membangun daya tangkal terhadap ancaman terorisme di Tanah Air dan dunia,” tutur Rycko.
25