Cerita Rumah Baru di Tanjung Banun
                                    Kamis, 31/10/2024, 23:21 WIB

Cerita Rumah Baru di Tanjung Banun Kamis, 31/10/2024, 23:21 WIB

31 October 2024, 23:21

Warta Ekonomi, Batam –
Rantau, Winarto dan Angga. Tiga keluarga ini telah  tinggal di rumah baru mereka di kawasan Tanjung Banun, Kelurahan Sembulang, Kecamatan Galang Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau, sejak 25 September lalu. 

Merekalah yang pertama tinggal di sana dan mereka pula warga yang pertama kali mau pindah secara sukarela dari kampungnya di kawasan Rempang, pada September tahun lalu ke tempat penampungan sementara.  
Sumringah bercampur haru wajah ketiganya saat mereka diantar pakai tepuk tepung tawar. Kepala BP Batam Purwiyanto, Anggota Bidang Pengelolaan Kawasan dan Investasi Sudirman Saad, Anggota Bidang Administrasi dan Keuangan Alexander Zulkarnain serta perwakilan FKPD Kota Batam, ada di sana. 

“Rumah baru harapan baru,” semangat Purwiyanto menyebut. “Semoga dengan rumah baru yang lebih baik, rejeki bapak ibu lebih banyak dan kebahagiaan yang datang akan lebih banyak lagi,” tambah lelaki 52 tahun ini yang spontan diamini oleh masyarakat Rempang yang hadir di sana. 
“Kesuksesan suatu wilayah, tidak selesai hanya dengan upaya pemerintah. Ada 4 faktor penting yang musti bersinergi untuk menyukseskan PSN Rempang Eco-City ini. Pertama, Rumah Tangga (Warga), Pemerintah (BP Batam dan forkopimda), perusahaan (MEG), dan investor,” panjang lebar lelaki ini mengurai.
Kalau empat faktor tadi bersinergi kata Pur, maka program Rempang Eco City akan sukses. “Tugas kami mensejahterakan rakyat. Agar rakyat sejahtera, lapangan kerja ada dan UMKM terbuka, maka harus ada investasi. Dalam pelaksanaan investasi itu, tidak boleh mengorbankan masyarakat, sebab investasi justru menjadi jalan untuk kesejahteraan rakyat,” katanya.
Purwiyanto juga menegaskan kepada pihak MEG bahwa Suksesnya program PSN Rempang Eco-City, outcome-nya harus kesejahteraan warga Rempang dan menjadi kesempatan bagi anak-anak muda Rempang untuk mengembangkan kompetensi karirnya. 
“Saya sangat bersyukur pada bapak yang telah membantu, selama ini bapak-bapak sangat bersusah payah untuk kami, kami sekeluarga sangat berterima kasih pada Bapak yang telah membantu kami. Alhamdulillah terima kasih Pak Rudi dan jajaran,” mata Ibu Rantau nampak berkaca-kaca saat menerima kunci secara simbolis.
Camat Galang Ute Rambe yang ikut dalam acara itu juga kelihatan larut dalam suasana. “Tak ada wajah kecewa, yang ada sumringah, haru. Namanya dapat rumah baru, adalah anugerah luar biasa yang patut disyukuri. Kami sangat berterimakasih, akhirnya kejadian bahwa rumah ini untuk warga. Bertahap, menyusul warga lain,” katanya. 
Apa yang dibilang Ute tadi memang benar. Sebab secara bertahap, warga yang tinggal di hunian sementara, telah berpindah ke rumah baru mereka. Hingga pekan ketiga bulan ini, sudah 19 keluarga yang pindah. 
Jumlah kepala keluarga yang pindah ini akan terus bertambah. Sebab saban hari, rumah yang telah rampung dibangun oleh BP Batam di sana, juga terus bertambah.  
Sebetulnya, Tanjung Banun sendiri masih berada di Pulau Rempang, tak jauh dari jembatan lima yang menjadi penghubung antara Pulau Rempang dan Galang. 
Di komplek seluas 34 hektar dengan pemandangan laut nan indah ini, bakal dijejali 350 unit rumah tipe 45. Setiap rumah berada di lahan seluas 500 meter persegi.
BP Batam juga menyiapkan sederet fasilitas seperti jalan selebar 8 meter, 350 unit tong sampah hingga 100 menara air dan tandon (tempat penampungan air). 
Dab sebetulnya, warga yang telah menghuni rumah baru ini bisa dibilang ketiban untung. Sebab sejak mereka direlokasi dari kampungnya ke tempat tinggal sementara, BP Batam sudah langsung menyodorkan sederet fasilitas. 
Selain memfasilitasi proses pindah, di tempat tinggal sementara itu mereka mendapat biaya hidup Rp1,2 juta perorang. Ini di luar biaya sewa rumah, bagi mereka yang memilih menyewa rumah. 
Segala biaya ini bakal terus mengucur sampai mereka pindah ke rumah baru tadi. Bila satu keluarga yang direlokasi berjumlah 6 orang, maka dalam sebulan, keluarga ini mendapat duit Rp7,2 juta. Nilai ini hampir dua kali lipat Upah Minimum Kota Batam yang saat ini berada di angka Rp4,6 juta. Hhhmmm…  
 

 

Tokoh

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Negara

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi