Emil disuruh mundur dari PDIP karena telah join dengan Khofifah untuk bertarung di Pilgub Jatim 2018. Mungkinkah PDIP terluka dengan ulah Emil ini?
PinterPolitik.com
[dropcap]N[/dropcap]ama Emil Elistianto Dardak seketika menjadi buah bibir, setelah memutuskan untuk mendampingi Khofifah Indar Parawansa bertarung di Pilgub Jatim nanti. Bahkan ada yang bilang bahwa ini adalah bentuk ‘penyelewengan’ Emil terhadap PDIP.
Emil Dardak memang salah satu kader Partai Banteng di Jatim karena memiliki kartu tanda anggota. Bahkan, ia juga pernah ikut sekolah kader sebelum menjadi Bupati Trenggalek. Kubu Partai Banteng sendiri memang telah mengeluarkan ultimatum agar Emil segera mundur, setelah ia memutuskan untuk maju mendampingin Khofifah yang nota bene diusung oleh Demokrat.
PDIP Minta Emil Dardak Mundur dari Partai https://t.co/KlmaODpNMv pic.twitter.com/6fl0qu0MMW
— CNN Indonesia (@CNNIndonesia) November 22, 2017
Sikap Emil ini dinilai oleh politikus Partai Banteng Eva Kusuma Sundari, bertentangan dengan kebijakan partai dalam Pilkada Jatim. Ia mengatakan bahwa Emil tidak konsisten dengan sikapnya dahulu yang telah menyatakan diri ingin tetap fokus menjabat sebagai Bupati Trenggalek. Jangan-jangan ini mau menunjukkan Partai Banteng sakit hati dengan ulah Emil?
Di satu sisi, Emil bisa disalahkan terkait keputusannya itu. Padahal sebelumnya, Partai Banteng sendiri telah mengusung Azwar Anas untuk berduet dengan Gus Ipul. Sebagai seorang kader, seharusnya Emil mendukung kebijakan tersebut, bukan?
Akan tetapi di sisi lain, kalau kita merujuk pada hak pribadi setiap warga negara untuk memilih dan dipilih dalam Pemilu, Emil nggak bisa dipersalahkan begitu saja.Langkahnya untuk merapat ke kubu Khofifah adalah sah-sah aja. Itu haknya, tak ada yang bisa melarang atau menyalahkannya, termasuk Partai Banteng. Asalkan ia harus gentle menerima konsekuensi untuk dikeluarkan dari Partai Banteng.
Melihat keadaan ini, tak bisa dipungkiri pertarungan Pilgub Jatim bakal menarik untuk disimak. Mengapa demikian? Sebab pasti akan merebak aroma persaingan nan ketat di sana lantaran dibumbui oleh dendam. Ini bakal menjadi pertarungan antara “Sosok yang diusung Partai sendiri (Gus Ipul-Anas) versus Sosok yang diusung Partai lain (Khofifah-Emil)”. Siapakah yang bakal menang? Tunggu aja tanggal mainnya. (K-32)