Warta Ekonomi, Jakarta –
Pasangan Andika Perkasa – Hendrar Prihadi (Andika-Hendi) mendapatkan suara 48,1 persen dan Ahmad Luthfi – Taj Yasin (Luthfi-Yasin) 47,5 persen jika pemilihan gubernur Jawa Tengah dilakukan sekarang. Masih ada 4,4 persen yang belum menentukan pilihan atau tidak mengemukakan pilihannya.
Demikian temuan survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) bertajuk “Peluang Calon-calon Gubernur dalam Pilkada Provinsi Jawa Tengah” yang dilakukan pada 17-22 Oktober 2024. Hasil survei tersebut dipresentasikan Direktur Eksekutif SMRC, Deni Irvani, melalui kanal YouTube SMRC TV pada Jumat, 1 November 2024.
Dalam presentasinya, Deni menegaskan bahwa selisih suara kedua pasangan sangat tipis dan berada dalam rentang margin or error sehingga secara statistik belum bisa disimpulan siapa yang lebih unggul.
Namun Deni melanjutkan bahwa dalam sebulan terakhir, terjadi peningkatan suara pada pasangan Andika-Hendi dari 36,6 persen pada September 2024 menjadi 48,1 persen pada Oktober 2024. Sebaliknya, dukungan suara pada pasangan Luthfi-Yasin mengalami penurunan dari 57,9 persen menjadi 47,5 persen pada periode yang sama.
“Dalam sebulan terakhir, Andika-Hendi mengalami kenaikan suara secara signifikan sebesar 11,5 persen dan Luthfi-Yasin turun 10,4 persen,” ungkap Deni.
Deni juga mengungkapkan dalam sebulan terakhir, awareness atau kedikenalan Andika mengalami penguatan dari 60 persen pada September 2024 menjadi 67 persen di Oktober 2024. Sementara kedikenalan Luthfi tidak berubah signifikan, dari 69 menjadi 67 persen di periode tersebut. Selain itu, Andika juga mengalami penguatan tingkat kedisukaan (likeability) dari 87 menjadi 92 persen. Sementara likeability Luthfi relatif stabil di angka 86 dan 85 persen di dua survei terakhir tersebut.
Selanjutnya, survei ini melakukan pendalaman persepsi publik Jawa Tengah yang tahu calon mengenai kualitas personal calon. Pada aspek perhatian pada rakyat, Andika mendapatkan persepsi tersebut sebanyak 82 persen, sementara Luthfi 78 persen. Sebanyak 78 persen warga yang tahu calon menganggap Andika jujur, bisa dipercaya, dan bersih dari korupsi, sementara Luthfi 73 persen. Pada aspek tegas dan berwibawa, Andika 96 persen dan Luthfi 86 persen.
Untuk kemampuan memimpin, Andika 88 persen dan Luthfi 84 persen. Ada 95 persen warga yang menganggap Andika enak dipandang atau ganteng, sementara Luthfi 87 persen. Untuk ketaatan pada agama, kedua pasangan mendapatkan angka yang sama: masing-masing 78 persen. Ada 95 persen yang menganggap Andikan pintar dan berwawasan luas, sementara Luthfi 90 persen.
“Andika unggul atas Lufti di hampir semua persepsi publik mengenai kualitas personal calon,” jelas Deni.
Selanjutnya Deni mengemukakan bahwa dukungan pada calon juga berhubungan dengan sosialisasi di media sosial atau internet. Survei ini menunjukkan bahwa kampanye di media sosial dan internet dianggap oleh warga paling efektif untuk memengaruhi sikap politik mereka. Survei ini menemukan ada 29,9 persen warga yang melihat nama pasangan Andika-Hendi di media sosial dan internet, sementara pasangan Lutfi-Yasin 27,2 persen.
“Andika Perkasa-Hendrar Prihadi unggul pada kelompok pemilih yang terekspos oleh pasangan tersebut di medsos atau internet. Begitu pun Ahmad Luthfi-Taj Yasin, unggul pada pemilih yang pernah melihat pasangan itu di internet atau medsos. Sementara itu, elektabilitas kedua pasangan calon tampak seimbang di kelompok pemilih yang tidak pernah melihat keduanya di internet atau medsos,” pungkasnya.
Metodologi
Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia di PROV JAWA TENGAH yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Sampel sebanyak 1210 responden dipilih dari populasi tersebut dengan metode multistage random sampling dengan jumlah proporsional. Toleransi kesalahan (margin of error) survei diperkirakan ±2.9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih. Wawancara dilakukan pada 17 – 22 Oktober 2024.
Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.