Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia menemukan indikasi kontaminasi bakteri Bacillus cereus dalam empat produk jajanan populer, Latiao. Hal ini disampaikan oleh Kepala BPOM RI, Taruna Ikrar, yang mengungkapkan bahwa hasil uji laboratorium menunjukkan adanya kontaminasi bakteri tersebut. Bakteri Bacillus cereus dikenal dapat menyebabkan gejala keracunan makanan, seperti sakit perut, pusing, mual, dan muntah.
Kabar ini muncul setelah sejumlah laporan keracunan makanan akibat konsumsi Latiao di berbagai daerah. BPOM telah mengambil tindakan cepat dengan menghentikan peredaran produk ini di pasaran. Meskipun demikian, pihak BPOM masih terus melakukan investigasi lebih lanjut untuk memastikan sumber dan skala kontaminasi.
Bakteri Bacillus cereus dapat berkembang biak dengan cepat pada suhu ruangan, terutama pada makanan yang tidak disimpan dengan baik. Gejala keracunan yang ditimbulkannya biasanya muncul dalam waktu 6-15 jam setelah konsumsi makanan terkontaminasi. Selain gejala umum, beberapa korban juga melaporkan adanya sesak napas, yang menambah kekhawatiran terhadap dampak kesehatan yang lebih serius.
Untuk mengatasi gejala keracunan makanan, disarankan untuk minum air putih atau minuman elektrolit secara perlahan agar tidak mual. Mengonsumsi sup hangat juga dapat membantu mengembalikan cairan dan elektrolit tubuh. Selama beberapa jam pertama, sebaiknya hindari makanan berat dan berminyak untuk memungkinkan sistem pencernaan beristirahat.
Pemerintah daerah juga turut bergerak cepat. Dinas Kesehatan (Dinkes) di 17 kabupaten/kota di Sumatera Selatan telah dikonfirmasi, namun belum ada laporan keracunan makanan akibat Latiao di wilayah tersebut. Meskipun demikian, masyarakat tetap diimbau untuk berhati-hati dan menghindari konsumsi produk Latiao hingga hasil investigasi lebih lanjut tersedia.