Warta Ekonomi, Jakarta –
Indonesia, di tengah berbagai tantangan global, tetap menjadi negara yang menarik dan dipercaya para investor, salah satunya investor di sektor industri tekstil yang menyampaikan minatnya untuk berinvestasi.
Hal tersebut disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto kepada awak media usai melakukan pertemuan dengan Taiwan Textile Federation dan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) di Kantor Kemenko Perekonomian, Jumat (1/11/2024).
Baca Juga: Gelar Rakor Terbatas, Ini yang Dibahas Airlangga Bersama 7 Menteri dalam Lingkup Kemenko Perekonomian
“Asosiasi Tekstil Taiwan datang dan mereka menyatakan punya keinginan untuk investasi di Indonesia karena beberapa dari mereka sudah investasi di Indonesia,” ujar Menko Airlangga, dikutip dari siaran pers Kemenko Perekonomian, Senin (4/11).
Pertemuan dengan para penggerak industri tekstil tersebut membahas terkait lokasi industri, ESG compliance, energi hijau yang mendukung operasional industri, dan outlook industri tekstil di Indonesia maupun di pasar global. Dalam kesempatan tersebut, perwakilan dari Formosa Taiwan Johnny Chen menjelaskan terkait outlook industri tekstil yang menjanjikan dan menyampaikan minat untuk berinvestasi di Indonesia.
Menko Airlangga dengan para investor dalam pertemuan tersebut juga sempat membahas Comprehensive and Progressive Agreement to Trans Pacific Partnership (CPTPP) dan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) yang berpengaruh dalam pengembangan industri tekstil global. Kondisi politik Bangladesh yang tengah bergolak dan proteksionisme global yang dilakukan beberapa negara menjadikan stabilitas politik di Indonesia menarik para investor ke Indonesia untuk mengembangkan industri tekstil di Indonesia yang berorientasi pada ekspor.
“Dengan adanya IEU-CEPA dan CPTPP maka membuka pasar dengan biaya masuknya nol,” kata Menko Airlangga.
Kemudian kepada awak media Menko Airlangga juga mengatakan bahwa perusahaan Taiwan di Indonesia rata-rata bisnisnya berekspansi. Tidak hanya sebagai negara dengan industri tekstil berbasis polyester dan rayon yang memiliki daya saing kuat, Indonesia juga memiliki energi hijau yang sangat mendukung keberlangsungan pabrik-pabrik tekstil yang dituntut untuk sangat memperhatikan dampak lingkungan.
“Sekarang industri tekstil yang high end semuanya meminta ESG compliance. Di dalam ESG compliance itu energinya hijau. Energi hijau kan bisa dari gas, bisa dari hydro, bisa dari solar floating dimana itu di Jawa Barat semuanya tersedia,” pungkas Menko Airlangga.
Turut mendampingi Menko Airlangga dalam pertemuan tersebut Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri Kemenko Perekonomian Ali Murtopo Simbolon dan Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.