Krjogja.com – SLEMAN – SMAN 2 Ngaglik meluncurkan Taman Pendidikan Aksara Jawa (TPAK) bekerjasama dengan Jurusan Pendidikan Bahasa Jawa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Selasa (5/11/2024). Program ini menjadi sarana internalisasi nilai keistimewaan DIY di kalangan siswa. “Kita ingin seperti Jepang, mereka bangga dengan penulisan huruf kanji. Kenapa kita tidak. Kita ingin anak-anak bangga dengan bisa menulis, membaca aksara Jawa,” ujar Kepala Sekolah SMAN 2 Ngaglik, Kristya Mintarja SPd MEd ST. Taman Pendidikan Aksara Jawa di SMAN 2 Ngaglik melibatkan 252 kelas X. Mereka akan mendapatkan pembelajaran sekali seminggu selama satu tahun setiap Selasa dengan durasi dua jam pelajaran.
“Di akhir sesi nanti, kami ingin ada produk akhir berupa kamus bahasa Jawa, dari bahasa ngoko, kromo dan kromo inggil. Setiap kelompok nanti enam siswa, sehingga di akhir nanti ada 42 kamus. Bisa kita distribusikan, kita berikan untuk sekolah SD-SMP di Ngaglik,” sambungnya. Baca Juga: Kehidupan Mbah Sarno ‘Veteran Pembela Kemerdekaan Dwikora’ Memprihatinkan, Kesejahteraan Para Veteran Perlu Mendapat Perhatian
Tak hanya mendapatkan pendidikan bahasa Jawa, selama satu periode iswa nantinya akan mendapatkan pendidikan tentang “unggah-ungguh”, tata busana jawa dan banyak hal lainnya yang akan sangat bermanfaat bagi para siswa. Memahami budaya ini, sambung Kristya Mintarja, akan berujung pada kesejahteraan. Dengan menguasai baca dan tulis aksara budaya, akan dipercaya meningkatkan kesejahteraan. Mereka bisa jadi MC Bahasa Jawa, serta profesi lain yang membutuhkan keahlian dalam bahasa jawa. “Ujung dari memahami budaya ini kesejahteraan. Dengan menguasai budaya jawa, kami percaya akan meningkatkan kesejahteraan. Suatu saat, kami ingin SMAN 2 Ngaglik jadi objek wisata budaya,” sambungnya. Baca Juga: Dinilai Bangun Propaganda, Eko Suwanto Minta KPU dan Bawaslu Awasi Lembaga Survei Calon Pemimpin di DIY Dalam perjalanannya nanti, SMAN 2 Ngaglik akan menerapkan sudut bahasa. Sehingga saat siswa berada dalam sudut ruangan tertentu, hanya bahasa tersebut yang dapat digunakan untuk percakapan, termasuk bahasa jawa. “Setiap kelas X wajib untuk mengikuti TPAJ. Kami berharap nantinya setiap lulusan SMAN 2 Ngaglik bisa baca dan menulis dengan aksara jawa. Kami juga berharap, nantinya bisa dicontoh sekolah lain sehingga budaya jawa ini bisa terinternalisasi di anak-anak kita,” lanjut Kristya Mintarja. (Yud)