KRjogja.com – DALAM dunia bisnis yang semakin dinamis dan penuh persaingan, perusahaan perlu terus mencari cara untuk memotivasi karyawan agar tetap produktif dan bersemangat. Salah satu strategi yang populer digunakan adalah sistem “turnamen” internal, yaitu kompetisi di antara karyawan untuk mendapatkan penghargaan atau insentif berdasarkan kinerja mereka. Di Indonesia, model ini sudah diterapkan di berbagai perusahaan, baik swasta maupun BUMN, sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja. Namun, dalam merancang skema turnamen, beberapa organisasi mungkin belum sepenuhnya mempertimbangkan variabel penting seperti durasi kompetisi dan kompleksitas tugas, padahal kedua faktor ini berpotensi memengaruhi dampak turnamen terhadap motivasi dan kinerja karyawan. Penelitian yang dilakukan oleh Choi, Newman, dan Tafkov (2016) mengungkapkan bahwa setiap jenis turnamen memiliki kekuatan dan kelemahan tersendiri. Pada model turnamen besar yang berlangsung satu periode panjang, misalnya, para karyawan berlomba untuk menghasilkan kinerja terbaik sepanjang periode. Namun, turnamen ini memiliki risiko: karyawan yang merasa tertinggal di awal mungkin kehilangan motivasi untuk berjuang karena tidak ada kesempatan untuk memulai ulang. Di sisi lain, turnamen berulang, yang terdiri dari beberapa periode pendek, memberi karyawan kesempatan untuk memperbaiki kinerja di setiap periode baru. Ini mendorong motivasi berkelanjutan, tetapi cenderung membuat karyawan hanya fokus pada target jangka pendek dan melupakan tujuan strategis yang lebih besar. Pendekatan yang lebih inovatif, yaitu “turnamen hibrid,” menawarkan solusi dengan menggabungkan keunggulan kedua model tersebut. Dalam turnamen hibrid, karyawan berkompetisi di beberapa periode pendek namun juga dinilai secara kumulatif di akhir periode penuh. Dengan ini, mereka tetap termotivasi untuk mencapai hasil terbaik di setiap periode pendek sambil mempertahankan fokus pada tujuan jangka panjang. Model hibrid ini menciptakan keseimbangan yang memungkinkan perusahaan memberikan penghargaan untuk capaian jangka pendek sekaligus mengarahkan karyawan pada target strategis yang lebih besar. Di Indonesia, model ini sangat relevan, terutama di sektor yang membutuhkan inovasi dan adaptasi berkelanjutan, seperti industri teknologi atau ritel. Banyak perusahaan masih menggunakan evaluasi tahunan yang kurang efektif untuk tugas-tugas dinamis yang menuntut kelincahan dan pembaruan cepat. Turnamen hibrid memungkinkan karyawan untuk tetap bersemangat mencapai target harian atau bulanan, sambil tetap diingatkan pada sasaran tahunan atau capaian strategis yang berdampak lebih luas.
Bayangkan skenario di sebuah perusahaan ritel digital, di mana targetnya bukan hanya meningkatkan penjualan harian, tetapi juga memperluas pangsa pasar. Dalam model turnamen hibrid, karyawan bisa mendapatkan insentif bulanan berdasarkan performa harian atau mingguan mereka, namun tetap dinilai secara keseluruhan di akhir tahun. Ini menciptakan lingkungan kerja yang mendukung semangat kompetisi tanpa melupakan gambaran besar, yaitu pertumbuhan jangka panjang perusahaan. Pada akhirnya, pendekatan ini mampu menciptakan keseimbangan antara capaian langsung dan tujuan jangka panjang. Tidak hanya karyawan yang akan merasa dihargai atas upaya mereka, tetapi perusahaan pun mendapatkan manfaat dari kinerja yang lebih stabil dan konsisten. Turnamen hibrid membantu perusahaan menghindari kecenderungan karyawan fokus pada hasil jangka pendek atau kehilangan motivasi karena tidak ada kesempatan untuk memperbaiki performa. Ini mendorong karyawan untuk berpikir lebih strategis, baik untuk hasil instan maupun untuk kesuksesan menyeluruh.
Oleh karena itu, organisasi di Indonesia perlu lebih fleksibel dalam merancang skema insentif yang sesuai dengan karakter tugas karyawan. Tidak ada satu solusi yang dapat diterapkan untuk semua jenis pekerjaan. Namun, dengan memahami dinamika tim dan kebutuhan perusahaan, turnamen hibrid dapat menjadi model yang ideal. Dengan begitu, perusahaan mampu menciptakan lingkungan kerja yang kompetitif, produktif, dan berkelanjutan — sebuah sistem yang mendorong karyawan untuk memberikan yang terbaik demi kemajuan pribadi sekaligus kemajuan perusahaan.(Bartolomeus Galih Visnhu Pradana, S.E., M.Sc, Dosen Program Studi Akuntansi, Fakultas Bisnis dan Ekonomika, Universitas Atma Jaya Yogyakarta)