TEMPO.CO, Jakarta – Klub tersukses di Italia, Juventus FC, berulang tahun ke-127 pada 1 November 2024. Salah satu klub tertua di Italia ini memang begitu dihormati karena jasanya di sepakbola Italia dan kesuksesannya di Eropa. Dilansir dari laman klub resmi, Juventus didirikan pada 1897 oleh sekelompok pelajar dari Turin, Italia dengan nama Sport-Club Juventus. Dua tahun kemudian, Juve berganti nama menjadi Foot-Ball Club Juventus dan bergabung dalam kejuaraan sepak bola Italia pada 1900.Seorang pengusaha bernama Marco Ajmone-Marsan menjadi figur penting dalam sejarah awal klub karena memungkinkan Juventus untuk mencapai posisi keuangan yang lebih kompetitif. Setelah sempat mengenakan kostum berwarna merah muda dan hitam, klub yang kemudian dikenal dengan julukan “Bianconeri” ini terinspirasi untuk mengganti warna seragamnya menjadi hitam dan putih seperti klub Inggris Notts County.Pada 1905, Juventus meraih gelar Liga Italia pertama mereka. Namun, pada tahun berikutnya, terjadi perpecahan dalam klub. Beberapa anggota staf mempertimbangkan untuk memindahkan Juventus keluar dari Turin, yang menyebabkan presiden Alfred Dick bersama beberapa pemain kunci hengkang dan mendirikan FBC Torino. Hingga kini, Juventus dan Torino bertemu dalam laga Derby della Mole.Membangun kembali klub setelah perpecahan bukanlah tugas mudah bagi Juventus. Namun, pada 1920-an dan 1930-an, Juve bangkit dan meletakkan dasar bagi klub besar yang mereka kenal hari ini. Pemilik FIAT, Edoardo Agnelli, mengambil alih kendali klub pada 1923 dan membangun stadion baru. Pada musim 1925/26, Juventus memenangkan Scudetto kedua mereka. Dikutip dari laman Transfermarkt, hingga saat ini Juventus telah memenangkan gelar juara Serie-A Italia sebanyak 36 kali dan jauh meninggalkan pesaing-pesaingnya. Dominasi mereka di kancah domestik ini telah membuat mereka dijuluki sebagai “Vecchia Signora” atau “Nyonya Tua”. Julukan ini mencerminkan status mereka sebagai klub paling berpengaruh dan dihormati di Italia.Juventus memiliki sejumlah rival besar, baik di dalam maupun di luar Italia. Rivalitas terpanas Juventus adalah dengan Inter Milan dan AC Milan, yang dikenal sebagai Derby della Madonnina. Selain itu, Juventus juga memiliki rivalitas dengan klub-klub lain seperti Roma dan Napoli.Tidak hanya dominan di Liga Italia, Juventus juga telah menorehkan prestasi membanggakan di kancah Eropa. Mereka telah berhasil memenangkan Liga Champions sebanyak dua kali, serta mencapai final beberapa kali. Meskipun belum mampu menyamai dominasi Real Madrid dan Barcelona di Eropa, Juventus tetap menjadi salah satu kekuatan besar di benua biru. Tak ayal, tim ini pernah menjadi labuhan beberapa pemain-pemain bintang seperti Andrea Pirlo, Zinedine Zidane, Alessandro Del Piero, hingga megabintang Cristiano Ronaldo. Juve dikenal memiliki basis penggemar yang sangat luas, dengan Bianconeri memiliki jumlah penggemar terbanyak di Italia serta basis pendukung internasional yang kuat. Kelompok ultras merupakan bagian dari budaya sepak bola Italia, dan Juve tidak terkecuali. Namun, hal ini tidak lepas dari kontroversi. Presiden Juve, Andrea Agnelli, sempat diskors selama satu tahun pada 2017 karena diduga terlibat dalam penjualan tiket kepada kelompok pendukung yang memiliki hubungan dengan Mafia.Kini, klub yang bermarkas di Allianz Stadium dengan kapasitas 41.507 kursi itu dinakhodai oleh Thiago Motta. Motta adalah mantan pemain Juventus yang sebelumnya berhasil mengantarkan Bologna FC menembus tiket Liga Champions Eropa. Dengan pemain sekaliber Dusan Vlahovic dan Timothy Weah, Motta diharapkan mampu mendongkrak posisi klub yang saat ini bertengger di peringkat 6 klasemen sementara Serie-A 2024/2025. ANANDA RIDHO SULISTYA | TRANSFERMARKT