Warta Ekonomi, Jakarta –
Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) RI Dyah Roro Esti optimis perundingan Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) menghasilkan kesepakatan substantial.
Wamendag Roro menyampaikannya saat menyambut para delegasi dari kedua negara yang hadir di Bandung, Jawa Barat untuk melanjutkan perundingan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif antara Indonesia dan Kanada itu.
Baca Juga: Perundingan CEPA Masuki Putaran ke-10, Indonesia-Kanada Optimis Selesaikan Kesepakatan
“Indonesia berkomitmen untuk terus bernegosiasi secara konstruktif dan menghargai fleksibilitas Kanada yang memungkinkan tercapainya kesepakatan. Kami optimistis, perundingan menghasilkan kesepakatan substansial pada akhir tahun ini,” jelas Wamendag Roro dalam putaran ke-10 perundingan Indonesia-Canada CEPA, dikutip dari siaran pers Kemendag, Rabu (6/11).
Pada putaran kali ini, Indonesia dan Kanada akan melanjutkan pembahasan pada isu-isu runding yang tersisa, sseperti akses pasar untuk barang dan jasa, investasi, pembangunan berkelanjutan, serta diskusi mineral kritis.
Putaran ke-10 ini ditargetkan menjadi perundingan putaran akhir Indonesia-Canada CEPA. Penyelesaian perundingan Indonesia-Canada CEPA merupakan salah satu fokus program kerja Kementerian Perdagangan dalam rangka perluasan pasar ekspor, bersama dengan penyelesaian perundingan dengan Eurasia dan Peru.
Lebih lanjut, Wamendag Roro juga menekankan pentingnya fleksibilitas dan solusi kreatif dari kedua belah pihak dalam menyelesaikan isu-isu kompleks yang membutuhkan solusi bersama.
“Perundingan perlu fleksibilitas dan kreativitas. Karena itu, saya sampaikan apresiasi bagi kedua delegasi atas kerja keras dan dedikasinya. Menyesuaikan ambisi tidak berarti mengorbankan hasil yang diharapkan, tetapi mencerminkan pendekatan yang seimbang untuk solusi yang dapat diterima kedua pihak,” tambahnya.
Pada kesempatan tersebut, Wamendag Roro didampingi Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan RI Djatmiko Bris Witjaksono sekaligus Ketua Delegasi Indonesia bertemu Associate Assistant Deputy Minister Global Affairs Canada Aaron Fowler selaku Ketua Delegasi Kanada. Kehadiran Wamendag Roro adalah wujud komitmen keseriusan pemerintah Indonesia untuk memperluas pasar ekspor.
“Sesuai arahan Menteri Perdagangan Budi Santoso, Pemerintah Indonesia berkomitmen memperluas pasar ekspor. Perundingan perdagangan internasional seperti Indonesia-Canada CEPA dapat menjadi jalan membuka akses pasar dan mengurangi hambatan perdagangan Indonesia-Kanada,” terang Wamendag Roro.
Wamendag Roro juga meyakini, perundingan ini dapat memperkuat perdagangan bilateral yang mendukung tujuan ekonomi kedua negara. Dengan kata lain, memberi manfaat bagi Indonesia dan Kanada.
“Saya meyakini, besarnya potensi ekspor tersebut dapat dimanfaatkan para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Indonesia melalui tarif preferensi. Hal ini juga sejalan dengan komitmen Kementerian Perdagangan untuk meningkatkan daya saing produk UMKM Indonesia di pasar global,” imbuh Wamendag Roro.
Sekilas Perdagangan Indonesia-Kanada
Berdasarkan data yang diolah Kementerian Perdagangan, total perdagangan Indonesia-Kanada pada Januari–Agustus 2024 mencapai USD 2,4 miliar. Pada periode tersebut, ekspor Indonesia ke Kanada tercatat USD 935,8 juta sedangkan impor Indonesia dari Kanada USD 1,46 miliar.
Komoditas ekspor andalan Indonesia ke Kanada adalah perlengkapan telepon, limbah dan barang bekas, karet alam, dan peralatan wisata (travel goods). Sementara itu, komoditas impor utama Indonesia dari Kanada adalah gandum, pupuk, kedelai, dan serbuk kayu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.