Anies-Sandi sepakat melanjutkan proyek reklamasi. Namun yang difokuskan adalah Pulau buatan C dan D yang sudah terlanjur dibangun. Kok terkesan setengah-setengah?
PinterPolitik.com
[dropcap]P[/dropcap]royek reklamasi atau pembangunan Pulau buatan di Teluk Jakarta masih menjadi topik yang hangat. Terutama mengenai janji untuk membatalkan reklamasi oleh Anies-Sandi. Dengan meluluskan kelanjutan proyek pembangunan Pulau buatan C dan D. Mungkinkah keteguhan akan pemenuhan janji mereka masih bisa dipertanggungjawabkan?
JK: Anies Sepakat Lanjutkan Proyek Reklamasi Pulau C dan D https://t.co/TiXTFQHshF
— MendaloDarat Updates (@mendaloNEWS) October 31, 2017
Saya mungkin bukanlah sosok yang selalu tepat janji. Namun, bila ngobrol soal janji, saya kembali terkenang akan petuah orang tua. Yang kira-kira seperti ini bunyinya, “jangan sekali-kali berjanji, kalau tak bisa ditepati. Karena itu akan melukai dirimu sebagai ‘pemberi janji’ dan orang lain sebagai ‘pemegang janji’.”
Ini merupakan rangkaian kata sakti yang perlu disematkan dalam sanubari. Mungkin ini juga bisa menjadi bahan refleksi untuk Anies-Sandi. Soalnya banyak janji yang diumbar saat kampanye.
Saat kampanye, mereka berapi-api untuk membatalkan reklamasi. Tapi, mereka sepertinya bakal menjilat ludah sendiri. Pulau buatan C dan D telah diijinkan untuk diselesaikan. Hal ini disampaikan sendiri oleh Pak Jusuf Kalla. Rencananya pembangunan dua Pulau buatan tersebut tetap akan dikerjakan oleh PT. PT Kapuk Naga Indah (KNI), anak perusahaan Agung Sedayu Group.
Bicara mengenai Agung Sedayu, saya teringat akan hikayat Sembilan Naga dan kisah Wali Songo. Yang menarik dari dua kisah ini adalah kesamaan dalam jumlah tokohnya yakni serba sembilan. Tapi sepak terjangnya bagai bumi dan langit. Kelompok naga lebih kusyuk dengan perkara duniawi, sedangkan para Wali lebih fokus dengan perkara surgawi.Kalau memang benar Agung Sedayu ada kaitannya dengan Sembilan Naga, maka ceritanya akan lain. Pemerintah aja beri lampu hijau soal reklamasi, apalagi Anies-Sandi? Jangan-jangan mereka takut dengan kisah sepak terjang Sembilan Naga sehingga dengan setengah hati mengabulkannya?
Dengan memberi ijin agar pembangunan Pulau C dan D dilanjutkan, bisa saja realisasi dari 23 janji kampanye mereka mulai dipertanyakan. Program DP nol persen sudah hilang kabar, bukan? Yang baru terealisasi adalah membuat Alexis tak lagi eksis. Itupun karena Tata Daftar Usaha Pariwisata (TDUP) Alexis sudah berakhir pada September 2017 kemarin.
Entah akan jadi apa nasib Jakarta ke depannya? Yang pasti, Jakarta masih ‘mesra’ dengan macet dan kian berbelit-belitnya pelayanan publik, seperti pengurusan e-KTP? Kita tunggu saja aksi dari duet maut Anies-Sandi. Semoga makin konsisten, entah ke arah yang baik atau buruk. Saya belum tau. Silahkan nilai sendiri. (K-32)