Tantangan Keterampilan Generasi Z di Indonesia Dalam Menyongsong Dunia Kerja

Tantangan Keterampilan Generasi Z di Indonesia Dalam Menyongsong Dunia Kerja

8 November 2024, 17:50

KRjogja.com – PENDUDUK Indonesia yang tergolong Generasi Z, yakni yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, sebagian telah memasuki dunia kerja. Belakangan ini, pembahasan tentang permasalahan penanganan generasi Z semakin popular. Hal ini disebabkan oleh berbagai karakteristik unik yang menjadi pembeda antara tenaga kerja yang tergolong generasi Z dengan generasi sebelumnya. Generasi Z pada umumnya mementingkan kesehatan mental yang dikaitkan dengan keseimbangan antara kehidupan kerja dengan kehidupan pribadi mereka. Namun demikian, tidak semua perusahaan dapat mengakomodasi tuntutan atau value tersebut. Intelligent.com, sebuah platform online konsultasi pendidikan dan karier, mengungkapkan data terbarunya bahwa sekitar enam dari sepuluh perusahaan telah memecat karyawan yang baru mereka rekrut tahun ini. Pihak pengelola perusahaan yang mereka survey menyatakan bahwa beberapa alasan pemecatan karyawan Gen Z adalah kurangnya motivasi, kurangnya profesionalisme, dan keterampilan komunikasi. Motivasi Kerja Generasi Z
Generasi Z dipandang sebagai generasi yang dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya sangat terlibat dengan perubahan teknologi. Perubahan teknologi sangat melibatkan fleksibilitas dan inovasi. Kondisi ini dapat dianalisis sebagai hal yang berpotensi mempengaruhi instrumental values dalam diri generasi Z. Generasi Z dipandang kurang termotivasi dalam berproses dan menginginkan berbagai hal diselesaikan secara instan. Bagi Generasi Z, Teknologi dipandang dapat menyelesaikan berbagai macam persoalan hidup. Situasi tersebut tentu berpotensi mempengaruhi ekspektasi dan motivasi dalam menghadapi dunia kerja.
Profesionalisme Generasi Z
Profesionalisme Generasi Z dalam bekerja menjadi isu yang hangat diperbincangkan terkait dengan kedisiplinan, kesopanan, inisiatif, dan kemandirian pekerja generasi Z dalam bekerja. Banyak lulusan perguruan tinggi kesulitan memasuki dunia kerja untuk pertama kalinya karena hal itu bisa sangat berbeda dari apa yang biasa mereka alami selama menempuh pendidikan. Mereka sering kali tidak siap menghadapi lingkungan yang kurang terstruktur, dinamika budaya tempat kerja, dan ekspektasi pekerjaan yang mandiri. Mereka sering kali tidak memiliki pengalaman praktis di dunia nyata dan soft skill yang dibutuhkan untuk berhasil di lingkungan kerja, kata Huy Nguyen, Kepala Penasihat Pendidikan dan Pengembangan Karier Intelligent.com. Soft skill terkait keberanian melakukan inisiatif untuk memahami tata kelola dan budaya kerja di perusahaan merupan keterampilan yang diperlukan untuk sukses dalam dunia karir. Keterampilan Komunikasi Generasi Z
Generasi Z dipandang kurang dapat berkomunikasi dengan individu yang tergolong generasi sebelumnya. Perbedaan cara pandang terhadap situasi, pemecahan masalah, serta nilai individu yang terbentuk sejak masa anak-anak, remaja, menjadi individu dewasa dapat mempengaruhi perilaku Generasi Z dalam berkomunikasi maupun berkolaborasi sebagai anggota tim. Generasi Z cenderung menghargai inklusifitas dan menganggap setiap individu di perusahaan adalah setara.

Tingginya keterlibatan pemanfaatan gadget, berbagai situs atau portal informasi online serta AI yang sederhana dapat berdampak negative pada kemampuan berkomunikasi secara lisan. Selain itu, kemudahan mengakses portal online yang tidak jelas reputasinya serta kualitas konten serta tata bahasa yang digunakan dapat mempengaruhi kemampuan Berbahasa Indonesia. Kemampuan berpikir logis tentang langkah-langkah sistematis dalam pemecahan masalah secara umum juga dapat mempengaruhi pola komunikasi generasi Z. Mereka dapat cukup kesulitan mengungkapkan pokok permasalahan yang dihadapi sehingga berpotensi berujung pada depresi. Peluang dan Tantangan
Meskipun generasi ini dikenal sebagai digital natives yang terampil dalam teknologi, potensi kelemahan yang telah dipaparkan di atas dapat diatasi melalui penanganan yang terstruktur pada bidang pendidikan melalui pemberian kesempatan magang, pembekalan keterampilan terkait kemampuan berbahasa dan berpikir secara logis serta cara untuk menyikapi tantangan era digital maupun melalui berbagai kuliah praktisi dengan narasumber para manajer perusahaan. (Dismas Persada Dewangga Pramudita S.M., M.SM., Dosen FBE Universitas Atma Jaya Yogyakarta)  

Tokoh

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Negara

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi