Harianjogja.com, BANTUL—Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Bantul mengalami penurunan dalam beberapa bulan belakangan. Dinas Kesehatan (Dinkes) menduga penurunan tersebut disebabkan karena masyarakat telah menerapkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).Kepala Bidang (Kabid) Penanggulangan Penyakit, Dinkes Bantul Samsu Aryanto menyampaikan jumlah kasus DBD pada Juni-Oktober 2024 mengalami penurunan. “DBD ada penurunan, November baru ada satu kasus. Hingga saat ini [penderita DBD] tidak ada yang meninggal,” katanya, Jumat (8/11/2024).
BACA JUGA: Per September 2024, Jumlah Warga Terpapar DBD di Wilayah DIY Mencapai 3.018 KasusDinkes Bantul mencatat pada Mei 2024 kasus DBD mencapai 65 kasus, Juni mencapai 57 kasus, Juli mencapai 52 kasus, dan Agustus mencapai 40 kasus. Kemudian pada September ada 37 kasus dan Oktober 35 kasus.Samsu menilai penurunan kasus DBD disebabkan karena masyarakat telah menerapkan berbagai langkah pencegahan. Dia menilai melakukan PSN di kapanewon dan kalurahaan. Menurutnya, PSN yang dilakukan serentak dinilai lebih berdampak untuk menekan kasus DBD. “Indikasi penurunan kasus itu dari kontribusi masyarakat,” imbuhnya.Dia pun meminta masyarakat agar terus melakukan PSN untuk mencegah kenaikan kasus DBD. Samsu juga menghimbau agar masyarakat yang mengalami gejala DBD, antara lain demam tinggi, ada bintik merah di kulit seperti gigitan nyamuk, dan nyeri tubuh agar segera memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) terdekat.”Kecepatan penanganan pasien yang terindikasi kasus DBD dapat menekan tingkat kefatalan penderita,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News