Harianjogja.com, JOGJA—Bursa Efek Indonesia (BEI) Yogyakarta menyebut awal tahun depan akan menambah dua Galeri Investasi (GI). Kepala BEI Yogyakarta, Irfan Noor Riza mengatakan dua GI ini akan ada di perguruan tinggi swasta pariwisata dan salah satu desa di Kulonprogo. Di DIY sendiri saat ini sudah ada 48 GI.Menurutnya rencana penambahan GI di salah satu desa Kulonprogo saat ini masih penjajakan, di mana desa tersebut merupakan binaan salah satu perguruan tinggi. Ia menyebut GI di desa sebelumnya sudah ada di Gading, Gunungkidul.
“Kami sedang kembangkan di kampus dan non kampus sebagai pusat edukasi pasar modal dan inklusi pasar modal,” ucapnya, Senin (11/11/2024).Irfan mengatakan GI menjadi pusat data terkait pasar modal. GI juga dikembangkan sebagai pusat pengabdian masyarakat kampus, ini menjadi cikal bakal penyebaran GI.BACA JUGA: Muncul Wacana UU Perlindungan Guru, Begini Respons Menteri DikdasmenSinergi dilakukan dengan kampus-kampus yang mengirimkan mahasiswanya untuk KKN di desa, sehingga bisa membuat galeri satelit atau GI di desa. Selain desa binaan, kampus juga punya SMA/SMK binaan sehingga bisa menjembatani pendirian galeri edukasi di SMA/SMK.”Galeri ini kami kembangkan menjadi pusat sertifikasi pasar modal. Bagi lulusan perguruan tinggi yang mau bekerja di pasar modal,” jelasnya.Lebih lanjut dia mengatakan BEI DIY juga bersinergi dengan kampus membuat pusat inkubator bisnis UMKM, di mana UMKM ini diharapkan bisa go public. Adanya program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) mendorong BEI DIY membuka magang baik di BEI dan sekuritas. Selain itu, BEI DIY juga mengembangkan kelompok studi pasar modal. Dari kelompok studi ini akan menghasilkan duta-duta pasar modal, laiknya agen laku pandai di perbankan.”Dari kampus-kampus cikal bakalnya adalah kelompok studi pasar modal,” ucapnya.Ia menjelaskan galeri investasi di desa tujuannya untuk sosialisasi terkait literasi dan inklusi, agar masyarakat melek investasi. Sebab dewasa ini banyak iming-iming investasi bodong, banyak masyarakat yang terjebak di judi online, pinjaman online, dan lainnya.Menurutnya hal ini sejalan dengan arahan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mendorong literasi dan inklusi keuangan. “Kami coba sinergi salah satunya kampus yang linknya kemana-mana,” lanjutnya.Kepala OJK DIY, Eko Yunianto mengatakan upaya edukasi masif dilakukan baik secara online dan offline kepada masyarakat. Melalui berbagai komunitas seperti UMKM, ibu-ibu PKK, komunitas kelompok pengajian, mahasiswa, dan pelajar. Sinergi dilakukan dengan semua pihak dalam rangka meningkatkan literasi dan inklusi.”Harapannya paling gak gapnya mengecil, masyarakat tahu manfaat dan risiko dalam menggunakan produk jasa keuangan,” tuturnya. (Anisatul Umah)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News