Poros.id- “Airnya keruh banget, kayak air lumpur. Kalau kena kulit, gatal-gatal. Susah mandi, susah cuci baju. Ini sudah berlangsung kurang kurang lebih 2 bulan,” keluh sala satu warga yang tidak mau disebutkan namanya, warga Desa Marisa, Kecamatan Popayato Timur, Kabupaten Pohuwato. Dia adalah salah satu dari banyak warga Desa Marisa yang merasakan dampak buruk dari krisis air bersih yang melanda desanya. Air yang mengalir di rumahnya kini keruh dan menimbulkan rasa gatal saat terkena kulit. Kondisi ini membuat aktivitas sehari-hari seperti mandi dan mencuci pakaian menjadi sulit dan tidak nyaman.”Bagaimana mau mandi kalau airnya keruh dan gatal-gatal? Anak-anak juga jadi susah mandi,” Ungkapnya Senin (11/11/2024).Warga Desa Marisa menduga aktivitas penambangan emas ilegal (PETI) yang marak di wilayah hutan KM 18 sebagai penyebab utama pencemaran air. Penggunaan excavator dalam aktivitas PETI diduga telah mengotori aliran sungai yang menjadi sumber air bersih bagi warga Desa Marisa.”Dari dulu sudah sering dikeluhkan, tapi kok masih juga terjadi. ,” tegasnyaKeluhan serupa juga diungkapkan oleh warga lainnya. Mereka mengeluhkan kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari dan khawatir akan dampak buruk bagi kesehatan, terutama bagi anak-anak.”Kami berharap pemerintah segera mencari solusi untuk mengatasi krisis air bersih ini. Kami tidak ingin anak-anak kami menjadi korban dari pencemaran air ini,” Pungkasnya.