RADARBANGSA.COM – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)menyampaikan bahwa masyarakat perlu hidup berdampingan dengan gunung api. Karena itu, masyarakat yang berdomisili disekitar gunung api nantinya harus siap pindah jika gunung mengalami erupsi.
“Kalau memang mereka ada di zona rawan bencana, yang ada arah zona awan panas segala macam, itu memang mau tidak mau hidup berdampingan dengan gunung api, karena gunungnya enggak bisa kita pindah, jadi masyarakatnya yang harus mengalah,” kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari di Jakarta, Selasa, 12 November 2024.
Ia mengatakan, hingga saat ini terdapat delapan titik pengungsian korban terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, yakni enam titik di Kabupaten Flores Timur dan dua titik di Kabupaten Sikka. Untuk dua titik di Kabupaten Sikka, perlahan akan dipindah ke Flores Timur karena lokasi tersebut terdampak abu.
“Yang di Sikka ini nantinya akan kita pindah semua orangnya ke Flores Timur karena tadi sudah terdampak kabu vulkaniknya, dipindahkan ke Desa Kanada, Kabupaten Flores Timur, dekat pos pengungsian Desa Konga saat ini,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto memastikan kebutuhan 11.553 pengungsi korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki tercukupi.
“Kami pastikan per hari ini belum ada keluhan terkait dengan pelayanan dasar makan, minum, dan air bersih, tetapi yang akan terus dilengkapi adalah MCK (Mandi Cuci Kakus),” kata Suharyanto.