JAKARTA, KOMPAS.com – Kasus penyerangan di Desa Selamat, Deli Serdang, Sumatera Utara, membawa perhatian besar publik. Keterlibatan puluhan prajurit TNI dan jatuhnya korban jiwa menimbulkan berbagai tuntutan, salah satunya dari DPR.
Permintaan transparansi muncul dari Komisi I DPR, menginginkan TNI terbuka dalam proses hukum ini.
Mengapa keterbukaan proses hukum anggota TNI yang melanggar penting di mata publik?
Baca juga: Aparat Serang Warga di Deli Serdang, Puspom Janji Segera Tetapkan Tersangka dari TNI
Mengapa DPR mendesak TNI transparan dalam penanganan kasus?
Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDI-P, TB Hasanuddin, mengeluarkan pernyataan keras terhadap insiden penyerangan oleh prajurit TNI. Hasanuddin menilai kasus ini tidak cukup diselesaikan dengan permintaan maaf atau aksi simpatik sementara.
“Jangan sampai aksi simpati dan empati hanya dilakukan saat awal-awal saja. Kami menuntut adanya update berkala dari penanganan kasus ini dan TNI harus memastikan para pelaku dihukum maksimal,” kata Hasanuddin saat dihubungi pada Senin (11/11/2024).
Hasanuddin menegaskan pentingnya pembaruan informasi yang rutin agar masyarakat tahu proses berjalan transparan.
Baca juga: Update Kasus Penyerangan Warga di Deli Serdang: 45 Oknum TNI Diamankan
Apa alasan TNI perlu bersikap terbuka?
Transparansi di institusi militer tidak hanya memastikan keadilan bagi korban, tetapi juga meningkatkan kepercayaan publik terhadap TNI.
Keterbukaan membantu masyarakat memahami TNI serius menangani pelanggaran hukum di dalam tubuhnya sendiri.
Masyarakat berharap institusi ini konsisten menyampaikan perkembangan terbaru. Desakan dari DPR mencerminkan kebutuhan publik atas informasi yang akurat dan keterbukaan TNI dalam setiap langkah penegakan hukum di kasus ini.
Baca juga: Prajurit TNI Serang Warga di Deli Serdang, Menko Polkam: Situasi Saat Ini Sudah Kondusif
Bagaimana sikap TNI dalam menyikapi tuntutan transparansi ini?
Danpuspom TNI, Mayjen TNI Yusri Nuryanto, menyampaikan pihaknya masih menyelidiki secara intensif peran tiap prajurit yang terlibat.
Pemeriksaan yang dilakukan Pomdam 1 Bukit Barisan bertujuan memilah prajurit yang benar-benar terlibat dalam insiden.
“Secepatnya (kami tetapkan tersangka). Secepatnya. Karena ini maraton. Jadi terus menerus ini, Pomdam I untuk melakukan pemeriksaan secara terus menerus,” ungkap Yusri pada Rabu (13/11/2024).
Pernyataan ini menunjukkan keseriusan TNI dalam menyelesaikan proses hukum, tetapi publik masih menunggu bukti konkret keterbukaan informasi dari institusi tersebut.
Baca juga: Anggota DPR Minta TNI Laporkan Progres Penegakan Hukum Kasus Deli Serdang secara Berkala
Apa harapan masyarakat dalam kasus ini?
Insiden kekerasan yang dilakukan prajurit TNI telah mengguncang warga Desa Selamat. Masyarakat mengharapkan tindak lanjut tegas dan transparan dari pihak TNI.
Keterbukaan menjadi hal mendasar, agar kejadian serupa tidak lagi terjadi di masa depan. TB Hasanuddin mengingatkan masyarakat tidak hanya menginginkan keadilan, tetapi juga jaminan keamanan dari TNI sebagai pelindung rakyat.