Harianjogja.com, JOGJA—Pada 2025, wisatawan yang berencana liburan ke luar negeri meningkat. Angkanya sekitar 72% persen Dalam survei SiteMinder’s Changing Traveller Report 2025, wisatawan yang berencana liburan secara domestik saja sebanyak 28%. Masyarakat yang berencana berlibur ke luar negeri saja sekitar 28%. Sementara wisatawan yang hendak berlibur ke luar negeri serta juga domestik, jumlah totalnya sekitar 72%.Jumlah ini meningkat dari tahun sebelumnya di angka 65% pada 2024 dan 62% pada 2023. “Jumlah wisatawan yang akan berlibur ke destinasi domestik serta internasional, jumlah perjalanan hampir meningkat dua kali lipat, dari tahun ke tahun,” tulis dalam laporan tersebut.
Jepang menjadi destinasi yang prediksinya akan paling banyak dikunjungi (13%). Negeri Sakura akan diserbu oleh wisatawan terutama dari Thailand dan Indonesia. Wisatawan dari negara Amerika dan Perancis juga akan ramai dengan kunjungan para wisatawan.BACA JUGA : Jadi Rujukan Wisata, Ini Cara Cawalkot Jogja di Pilkada Tingkatkan Lama Tinggal WisatawanSaat hendak bepergian, beberapa orang lebih cenderung membeli paket perjalanan, namun tidak ingin menikmatinya bersama orang asing. Sekitar 1% dari wisatawan berencana bepergian sebagai bagian dari grup tur.Situs Layanan Wisata MeningkatSebelum berangkat berlibur, 36% wisatawan berencana memulainya dengan riset hotel di mesin pencarian internet. Pola ini meningkat dari tahun 2024, dengan 26%. Jumlah generasi terbanyak yang perlu riset dahulu sebelum berangkat berlibur yaitu berasal dari baby boomers dengan angka 42%.“Penggunaan forum komunitas wisata meningkat hampir dua kali lipat, khususnya di kalangan wisatawan muda Amerika dan Jerman, melampaui tip dari keluarga dan teman, yang telah menurun selama tiga tahun berturut-turut,” tulisnya.Saat memesan layanan wisata, 42% orang memilih agen perjalanan online (naik 3%), sementara pemesanan properti langsung turun 1% (menjadi 27%). Penggunaan agen perjalanan naik 1,5%. Lebih dari setengah (52%) melaporkan meninggalkan pemesanan online karena pengalaman buruk, dengan tingkat tertinggi di Meksiko dan India.SiteMinder’s Changing Traveller Report 2025 merupakan survei yang mencakup 12.000 wisatawan dari 14 negara.Kebanyakan Wisatawan Hendak Ikuti AcaraSebanyak dua dari tiga orang yang berlibur sembari mengikuti acara. Sekitar 65% wisatawan mengatakan lebih cenderung melakukan perjalanan untuk menghadiri suatu acara dibandingkan setahun sebelumnya.Wisatawan paling banyak berlibur sekalian mengikuti acara dalam konteks reuni atau perayaan keluarga sebanyak 31%. Acara terbanyak kedua berupa konser atau festival. Kegiatan besar lainnya berupa pernikahan sebanyak 18% dan event olahraga 17%.“Wisatawan paling banyak berlibur sembari mengikuti acara Gen Z di India dan Indonesia. Contohnya sebanyak 58% akan memesan hotel mereka dalam waktu seminggu setelah membeli tiket konser, dan hanya 7% yang menunggu hingga menit terakhir,” tulis dalam laporan.Kamar Kelas Standar Jadi PilihanDari sekian banyak wisatawan yang berlibur, mereka lebih senang memilih kamar dengan kelas standar di tahun 2025. Jumlahnya sekitar 46%. Alasan wisatawan memilih kelas standar untuk menghemat biaya. Di samping kelas menginap standar, wisatawan memilih kamar superior sebanyak 33%, deluxe 14%, executive 4%, dan suite 3%.Meskipun demikian, wisatawan rela berbelanja secara royal di tempat-tempat ikonik suatu negara atau wilayah. Dibandingkan dengan tahun lalu, hampir semua (92%) wisatawan berencana untuk membelanjakan uang setidaknya dengan jumlah yang sama untuk akomodasi mereka.BACA JUGA : Resmi! Wukirsari Jadi Satu Dari 55 Desa Wisata Terbaik Dunia 2024“Sebanyak 87% bersedia mengeluarkan uang ekstra untuk sarapan (47%), ukuran kamar (30%), dan pemandangan (28%), dan 70% bersedia membayar lebih untuk pengalaman menginap ramah lingkungan,” tulisnya.Wisatawan Pekerja Semakin MarakWisatawan yang bekerja di destinasi wisata meningkat. Jumlah wisatawan sekaligus pekerja di tahun 2025 mencapai 41%, meningkat 5% dari tahun 2024 dan 10% dari tahun 2022.Perubahan terbesar pada pola berlibur sekaligus bekerja berada di kalangan milenial, dengan angka sekitar 50%. “Wisatawan dari Thailand dan Indonesia memimpin wisatawan jenis ini, sementara wisatawan dari Perancis dan Inggris cenderung tidak menjawab email kerja saat perjalanan (sedang berlibur),” tulis dalam laporan.Di samping itu, sebanyak 46% wisatawan menganggap fasilitas ramah hewan peliharaan lebih penting ketika memilih hotel. Hal ini terutama berlaku bagi wisatawan Gen Z dari Thailand dan Indonesia, serta bagi tamu lansia dari Kanada dan Jerman.Dalam hal penerapan teknologi baru berupa artificial intelligence (AI), 51% responden berpendapat bahwa hotel berada di posisi terdepan (33%) atau sangat maju (18%) dari kurva tersebut. Persepsi ini mencapai 80% di Indonesia dan 30% di Perancis. Namun penggunaan AI masih kontroversial, karena wisatawan dari Asia dan Amerika Latin umumnya paling menerima, sedangkan wisatawan dari Oseania, Amerika Utara, dan Eropa paling berhati-hatiDi lokasi, wisatawan merasa paling nyaman dengan AI yang menangani tugas-tugas seperti tata graha dan layanan kamar. “Sehingga mereka enggan membiarkan mesin mengambil tanggung jawab seperti memasak. Secara global, hanya 12% yang akan mendukung mesin yang mengelola semua fungsi utama hotel pada tahun 2025,” tulisnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News