JAKARTA, KOMPAS.com – Pemerintah bakal menyiapkan sekitar 2.700 rumah bagi para penyintas erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Hal itu diungkapkan Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait.
“Kami siapkan sampai 2.700 rumah,” ujar Maruarar usai menggelar Rapat Tingkat Menteri di Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Jakarta, Rabu (20/11/2024), dikutip dari Antaranews.
Maruarar lantas menegaskan bahwa pembangunan hunian itu akan dilakukan jika sejumlah aspek seperti izin kehutanan, infrastruktur, keamanan, dan geologi tuntas dibahas dan dipetakan.
Kemudian, dia menyebut, pemerintah saat ini tengah memetakan wilayah mana saja yang akan menjadi lokasi pembangunan hunian tersebut.
Baca juga: Menko PMK: Aktivitas Gunung Lewotobi Masih Berlangsung, tapi Tak Ada Gejala Peningkatan
Menurut Maruarar, pembangunan hunian tetap itu akan memerlukan waktu sekitar 5,5 bulan.
“Bangunan untuk rumah sudah siap kami jalankan, tinggal manajemen waktu, diorkestrasi dengan sangat baik oleh Pak Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Pratikno),” ujar maruarar.
Tak sekadar membangun rumah, Maruarar mengungkapkan, penyiapan dan pembuatan bahan baku pembangunan akan memaksimalkan sumber daya yang ada di sekitar masyarakat di Flores Timur. Sehingga, sekaligus akan menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar atau para penyintas.
“Bahkan nanti kita juga siap untuk membuatnya (bahan baku) di situ. Sehingga nanti bisa membuat pekerjaan-pekerjaan bagi masyarakat yang ada di situ juga. Kita lagi hitung kesiapan itu,” katanya.
Lebih lanjut, Maruarar mengatakan, proses relokasi nantinya akan menggunakan pendekatan dialog.
Baca juga: Pemerintah Pastikan Penyelenggaraan Pilkada Pengungsi Lewotobi Tetap Berjalan
“Karena ini memindahkan bukan hanya rumah, tetapi kehidupan. Itu sudah ada yang puluhan tahun tinggal di situ, bahkan ratusan tahun. Kemudian dekat dengan gerejanya, dekat dengan pasar, dekat dengan sekolah. Kita tidak pakai pendekatan top-down, tapi dialog,” ujarnya.
“Dan itu (dialog) berulang-ulang, supaya jangan nanti pada saat dibangun misalnya, karena tidak diajak terlibat bicara, jadi tidak dihuni,” kata Maruarar melanjutkan.
Sementara itu, Menteri Sosial Saifullah Yusuf sebelumnya memastikan stok logistik berupa barang kebutuhan pokok bagi para korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki yang ada di pengungsian, cukup hingga dua pekan ke depan.
“Selain pemerintah, saat ini juga ada banyak bantuan yang datang dari mana-mana,” kata pria yang karib disapa Gus Ipul ini dalam konferensi pers seusai rapat kordinasi percepatan penanganan bencana bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta, Rabu.
Kemudian, dia mengungkapkan, kebutuhan pokok akan ditambah dari pusat jika sudah mulai menipis.
“Berdasarkan pengalaman BNPB, ketersediaan akan mulai menipis bulan depan, akan dilakukan penambahan saat itu,” ujarnya.
Baca juga: Mensos Pastikan Ketersediaan Logistik untuk Korban Erupsi Lewotobi Cukup hingga 2 Pekan
Berdasarkan data BNPB, jumlah pengungsi erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di posko pengungsian terpusat terus berkurang. Sampai dengan Selasa, 19 November 2024, tercatat pada tujuh posko pengungsian terpusat yang disediakan BNPB dengan Kementerian Sosial ada 12.673 jiwa dari sebelumnya 12.761 jiwa.
Para pengungsi tersebut sudah diarahkan petugas gabungan untuk mengungsi ke rumah kerabat atau keluarga terdekat yang lebih nyaman mengingat aktivitas Gunung Lewotobi Laki-Laki yang sudah berangsur menurun.
Selain menerima bantuan dana tunggu hunian senilai Rp 500 ribu untuk enam bulan, Gus Ipul menyebut bahwa para ahli waris dari sembilan korban meninggal dunia mendapatkan dana senilai Rp 15 juta dan 60 lebih korban luka-luka mendapat dana bantuan senilai Rp 5 juta, dan korban lainnya diberikan bantuan sosial.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.