Krjogja.com – Jakarta – Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) menjelaskan posisi Indonesia terkait dengan UNIFIL, misi penjaga perdamaian yang dibentuk oleh PBB di Lebanon pada tahun 1978. “Sesuai dengan amanat konstitusi, Indonesia terus berkomitmen mendukung Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB di UNIFIL, Lebanon,” jelas juru bicara Kemlu RI Roy Soemirat dalam pernyataan tertulis yang dikutip pada Sabtu (23/11/2024). Roy juga menyatakan hingga saat ini, PBB tetap mempertahankan keberadaan pasukan penjaga perdamaian di Lebanon. Baca Juga: Nara Kupu Jogja Kembangkan Tanaman Melon di Greenhouse
“Pasukan penjaga perdamaian Indonesia tetap melaksanakan tugas sesuai arahan Force Commander UNIFIL, dengan tetap memperhatikan keamanan dan keselamatan diri. Saat ini, mereka dalam keadaan sehat,” kata Roy. “Pemerintah Indonesia terus melakukan komunikasi dan koordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan keamanan dan keselamatan personel di Lebanon.”
Melansir Al-Arabiya, PBB pada Selasa (19/11) mengonfirmasi bahwa Argentina menarik tiga personelnya dari UNIFIL. “Benar, Argentina telah meminta pasukannya untuk kembali,” kata juru bicara UNIFIL Andrea Tenenti. Baca Juga: Geodipa-Kodim-Perhutani Tanam 27.000 Pohon di Kawasan Telaga Dringo Dieng Dia menolak mengomentari alasan penarikan tersebut dan merujuk pertanyaan itu kepada pemerintah Argentina. Menurut situs web PBB, Argentina adalah salah satu dari 48 negara yang menyumbangkan pasukan penjaga perdamaian untuk UNIFIL. Pemerintah Argentina belum memberikan tanggapan atas pernyataan Tenenti. Mengutip Reuters, UNIFIL sebelumnya menyebutkan adanya tekanan yang tidak dapat diterima yang diberikan pada misi ini melalui berbagai saluran.Baca Juga: Dukung Industri Kreatif, BSI Kolaborasi Dengan Pinasthikafest Melalui Superapp BYOND Meskipun lebih dari 20 pasukan mengalami cedera dalam dua bulan terakhir dan fasilitas-fasilitas mereka rusak akibat serangan IDF (Pasukan Pertahanan Israel), UNIFIL menegaskan tidak akan meninggalkan pos mereka. Israel membantah bahwa insiden tersebut merupakan serangan sengaja. Mereka mengklaim pasukan PBB digunakan sebagai perisai manusia oleh pejuang Hizbullah dan untuk itu Israel meminta UNIFIL untuk meninggalkan Lebanon selatan demi keselamatan mereka. Tenenti menegaskan tidak ada indikasi dukungan terhadap UNIFIL menurun.