Semprot Jokowi soal PIK dan IKN, Dokter Tifa: Operator Perampokan Terbesar Masa Depan Indonesia

Semprot Jokowi soal PIK dan IKN, Dokter Tifa: Operator Perampokan Terbesar Masa Depan Indonesia

24 November 2024, 14:33

FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pegiat media sosial sekaligus dokter, Tifauzia Tyassuma, melontarkan kritik tajam terhadap proyek-proyek nasional seperti Ibu Kota Negara (IKN) dan Pantai Indah Kapuk (PIK).

Dalam pernyataannya yang viral di media sosial, ia menyebut kedua proyek tersebut sebagai bagian dari perampokan negara terbesar yang telah direncanakan selama satu dekade terakhir.

“Perampokan negara terbesar untuk masa depan Indonesia, yang disiapkan, direncanakan oleh penjahat bernama Mulyono, sebagai operator utama oligarki. Yaitu IKN dan PIK,” ujar Tifa dalam keterangannya di aplikasi X @DokterTifa (24/11/2024).

Dikatakan Tifa, proyek IKN dirancang untuk memindahkan pusat pemerintahan sejauh mungkin dari Jakarta Lama.

“Skenarionya, bikin dulu IKN agar Rakyat Indonesia, yang sebagian masih menyembah-nyembah Mulyono,” cetusnya.

Seiring proses pembangunan, kata Tifa, para buzzer peliharaan dan beberapa influencer menjadi bagian yang mempromosikan proyek ambisius tersebut.

“(Mereka jadi) benteng pelindung dan perlawanan bagi rakyat Indonesia cerdas, yang mencium kebusukan proyek IKN,” tukasnya.

Hal ini disebutnya sebagai langkah untuk memberi ruang bagi PIK sebagai Jakarta Baru, kawasan supermewah yang dibangun dengan konsep modern dan eksklusif.

“PIK yang semula dulu adalah semacam proyek gagal puluhan tahun sulit dijual, dipasarkan dengan masif ke seluruh dunia, hingga akhirnya PIK mendapatkan persetujuan oleh Beijing,” Tifa menuturkan.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa PIK, yang awalnya dianggap proyek gagal, kini telah berkembang pesat dengan rencana hingga PIK-11 dan seterusnya.

“Jadilah PIK menjadi PIK-2 dan nanti akan terus-terus dan terus sampai PIK-11,” tambahnya.

Ia bahkan memperkirakan jumlah penduduk kawasan ini bisa mencapai 35 juta orang.

“Yang direncanakan jumlah penduduknya sampai 35 juta orang. Bahkan mungkin akan sampai PIK-20,” imbuhnya.

Tifauzia juga menyoroti rencana pembangunan rumah-rumah mewah di PIK, lengkap dengan dermaga pribadi untuk setiap unitnya.

Menurutnya, konsep ini memungkinkan perdagangan bebas tanpa harus melalui jalur resmi seperti bea cukai.

“Jadi mau dagang apapun tidak harus lewat bea cukai, muatannya dari kapal besar dari China Harbor CHEC di Afrika menuju kapal sedang di Lautan Atlantik menuju Samudera Hindia pindah ke kapal sedang di Pelabuhan Singapura, pindah lagi ke kapal-kapal kecil dan akhirnya yah langsung nyender di rumah-rumah super mewah di PIK,” terangnya.

Ia mengaitkan hal tersebut dengan skenario serupa yang sering ia temui dalam serial “Blacklist” di Netflix.

“Begitulah pelajaran yang saya dapatkan dari film Blacklist di Netflix. Tentu saja, kawasan PIK akan menjadi kawasan super mewah dan ultra modern. The New Jakarta namanya. atau Jakarta Baru,” sebutnya.

Kata Tifa, nantinya Jakarta Lama cepat atau lambat akan diakuisi. Karena itu DKI Jakarta sebagai Ibukota, harus dipindahkan.

“Dipindahkan ke daerah yang jauh sejauh-jauhnya. Jadilah Indonesia perlu orang goblok, jahat, rakus seperti Mulyono sebagai Operatornya. Dan harus diteruskan Slamet si nyimeng,” sentilnya.

Dalam pernyataannya, Tifa juga mempertanyakan apakah Presiden Prabowo Subianto mampu menghentikan proyek-proyek ini atau justru membiarkannya.

“Ngga tahu ini apakah Presiden Prabowo mampu menghentikan, atau membiarkan, atau malah ikutan. Semoga tidak. Semoga beliau bisa jadi Pahlawan. Saya tidak meragukan Nasionalisme beliau,” kuncinya. (Muhsin/Fajar)

Partai

Institusi

K / L

BUMN

NGO

Organisasi

Perusahaan

Kab/Kota

Provinsi

Topik

Kasus

Agama

Brand

Club Sports

Event

Grup Musik

Hewan

Tanaman

Produk

Statement

Fasum

Transportasi