JAKARTA, KOMPAS.com – Pemilihan kepala daerah (Pilkada) Serentak 2024 segera berlangsung. Lebih dari 1.500 pasangan calon di berbagai daerah akan bertarung memperebutkan kursi kepala daerah.
Banyak yang memandang pilkada sekadar ritual demokrasi rutin. Namun, sejatinya, proses ini memiliki dampak nyata bagi kehidupan sehari-hari masyarakat.
Peneliti Ahli Madya dari Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Nyimas Latifah Letty Aziz, menyebut Pilkada sebagai wujud nyata kedaulatan rakyat. Ia mengingatkan pentingnya peran masyarakat dalam memastikan pemimpin yang terpilih benar-benar kompeten dan berintegritas.
“Gunakan hati nurani untuk memilih pemimpin kapabel dan berakhlak. Pilihan kita menentukan masa depan bangsa,” kata Letty dalam keterangan di Jakarta, seperti dikutip dari Antara, Senin (25/11/2024).
Letty mengingatkan Pilkada bukan hanya soal memilih pemimpin. Proses ini juga mencerminkan seberapa besar kepedulian masyarakat terhadap pembangunan daerah.
Baca juga: Panglima TNI Pastikan 35 Prajurit yang Maju Pilkada 2024 Sudah Tak Aktif
Pemimpin yang terpilih akan berperan besar dalam menentukan arah kebijakan, mulai dari pendidikan, kesehatan, hingga pengelolaan anggaran publik.
Di sisi lain, sejumlah praktik miring di seputar Pilkada juga tidak dapat diabaikan. Politik uang, kampanye manipulatif, hingga potensi konflik sosial masih menjadi ancaman.
Letty juga mengingatkan generasi muda dan pemilih pemula juga memiliki tanggung jawab besar dalam pilkada. Pilihan mereka tidak hanya mencerminkan harapan, tetapi juga menentukan kualitas demokrasi di masa depan.
Pilkada menjadi momen penting bagi generasi ini untuk belajar memahami esensi demokrasi dan memilih dengan cerdas.
Pilkada juga menjadi proses pendidikan politik bagi masyarakat. Menurut Letty, kesadaran politik masyarakat dapat berkembang ketika mereka memahami pentingnya suara dalam menentukan nasib daerah.
Baca juga: Menko Polkam: Kualitas Pilkada Sangat Ditentukan oleh Netralitas Seluruh Penyelenggara
“Pilkada bukan sekadar ritual demokrasi, tetapi proses yang berdampak langsung pada kehidupan sehari-hari,” ucap Letty.
Letty juga mengingatkan pentingnya visi dan misi calon kepala daerah. Ia menekankan agar masyarakat tidak hanya terfokus pada popularitas calon, tetapi lebih pada program yang ditawarkan, serta harus mampu membawa perubahan nyata yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat.
Pilkada Serentak 2024 diselenggarakan pada Rabu, 27 November 2024 diikuti 1.553 pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah dari 37 provinsi, 415 kabupaten, dan 93 kota.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.