KRjogja.com – MASIH banyak dari kita yang sulit membedakan antara batuk berdahak dan batuk tidak berdahak (batuk kering). Perbedaan antara batuk berdahak dan tidak berdahak dapat dilihat dari ciri-ciri batuk dan jenis pengobatannya. Dengan mengetahui jenis batuk tersebut, jenis obat yang diberikan juga akan menyesuaikan. Oleh sebab itu masyarakat perlu mengetahui ciri-ciri, penyebab umum serta jenis obat yang dapat digunakan untuk masing-masing kondisi batuk. Berikut penjelasan lengkap dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Indramayu (idiindramayu.org) mengenai batuk berdahak dan batuk tidak berdahak.
Batuk Berdahak (Batuk Produktif) Ciri-ciri:
Batuk disertai dengan pengeluaran dahak atau lendir dari saluran pernapasan.
Dahak bisa berwarna bening, kuning, hijau, atau terkadang coklat, tergantung pada penyebabnya.
Batuk sering terasa “basah” atau “terisi” karena lendir di saluran pernapasan.
Penyebab Umum:
Infeksi saluran pernapasan bagian atas (seperti flu atau pilek).
Infeksi saluran pernapasan bagian bawah (seperti bronkitis, pneumonia).
Penyakit paru kronis (seperti bronkitis kronis, emfisema).
Asma atau alergi yang memicu produksi lendir. Jenis Obat:
Ekspektoran: Obat yang membantu mengencerkan dan mengeluarkan dahak dari saluran pernapasan. Contoh obat ekspektoran:
Guaifenesin (misalnya, dalam obat seperti Robitussin atau Mucosolvan). Ambroxol: Obat yang membantu mengencerkan dahak dan membuatnya lebih mudah untuk dikeluarkan.
Mukolitik: Obat yang mengurangi kekentalan dahak sehingga lebih mudah dikeluarkan. Contoh: Acetylcysteine membantu memecah lendir yang tebal dan kental. Antibiotik: Jika batuk berdahak disebabkan oleh infeksi bakteri (seperti pneumonia atau bronkitis bakterial), dokter mungkin akan meresepkan antibiotik.
Antiinflamasi: Untuk mengurangi peradangan di saluran pernapasan. Batuk Tidak Berdahak (Batuk Kering) Ciri-ciri:
Batuk tidak mengeluarkan dahak atau lendir.
Batuk sering terasa seperti ada yang menggelitik atau iritasi di tenggorokan.
Batuk bisa lebih sering terjadi pada malam hari atau setelah terpapar iritasi. Penyebab Umum:
Infeksi virus ringan (seperti flu atau pilek).
Alergi atau iritasi (misalnya, debu, asap rokok, polusi).
Refluks asam lambung (GERD).
Infeksi saluran pernapasan atas (seperti laringitis atau faringitis).
Penyakit seperti asma atau iritasi akibat bahan kimia. Jenis Obat:
Antitusif (Penekan Batuk): Obat yang menekan refleks batuk agar tidak terjadi terus-menerus. Contoh obat antitusif: Dextromethorphan: Obat penekan batuk yang bekerja pada pusat batuk di otak (misalnya, dalam obat-obatan seperti Demacolin, Tussin). Kodein: Obat penekan batuk yang lebih kuat, biasanya hanya diresepkan untuk batuk yang sangat mengganggu.
Antihistamin: Jika batuk disebabkan oleh alergi, antihistamin dapat membantu meredakan reaksi alergi dan mengurangi batuk kering. Contoh antihistamin: Loratadine (Claritin), Cetirizine (Zyrtec), atau Diphenhydramine (Benadryl).