FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Promosi Kombes Budi Herdi Susianto menjadi jenderal menuai kritik tajam dari berbagai kalangan.
Pegiat media sosial Lukman Simanjuntak turut melontarkan komentar pedas terkait hal ini, mengingat masa lalu Budi yang sempat terkait dalam kasus kontroversial kematian Brigadir J.
“Gara-gara menyampaikan narasi palsu kronologis kematian Brigadir J, Budhi dicopot dari jabatan Kapolres Jaksel,” ujar Lukman dalam keterangannya di aplikasi X @hipohanb(1/12/2024).
Dalam cuitannya, Lukman juga menyindir perjalanan karier Budi Herdi yang dianggap penuh ironi.
“Baru 2 tahun berlalu, eh malah promosi jadi Jenderal,” cetusnya.
Lukman juga menambahkan sindiran tajam dengan membandingkan situasi ini dengan peluang Ferdy Sambo, mantan Kadiv Propam Polri yang menjadi otak dalam kasus kematian Brigadir J.
“Hemm berarti Sambo masih ada peluang buat jadi Kapolri, iya gak sih?,” tandasnya.
Seperti diketahui, Kombes Budhi Herdi Susianto baru saja menerima promosi jabatan yang mengangkatnya menjadi Brigadir Jenderal Polisi (Brigjen).
Promosi ini tertuang dalam Surat Telegram Kapolri Nomor ST/25/XI/KEP/2024, yang mengangkatnya dari Kabag Yanhak Rowatpers SSDM Polri ke jabatan baru sebagai Karowatpers Polri.
Dengan pangkat baru sebagai jenderal, Budhi Herdi menggantikan Brigjen Pol Erthel Stephan yang kini menjabat sebagai Karodalpers SSDM Polri.
Namun, perjalanan karier Kombes Budhi tidaklah mulus. Sebelumnya, pada 20 Juli 2022, Budhi Herdi dicopot dari jabatannya sebagai Kapolres Metro Jakarta Selatan.
Pencopotan itu dilakukan atas drama kebohongan skandal kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J), yang melibatkan mantan Kadiv Propam Polri, Ferdy Sambo.
Budhi Herdi diketahui berperan dalam menyebarkan skenario palsu yang direncanakan oleh Ferdy Sambo, sebuah tindakan yang akhirnya mengakibatkan pemecatannya pada tahun 2022.
Meskipun demikian, kini Budhi Herdi kembali mendapat kepercayaan dan promosi jabatan dalam tubuh Polri. (Muhsin/fajar)