Terkini, Jakarta – Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menjajaki lebih lanjut upaya perluasan kerja sama pengembangan bisnis pariwisata.
Penjajakan itu dilakukan pada pertemuan dan diskusi bersama delegasi United States-ASEAN Business Council (US-ABC) 2024 di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Jakarta, pada Rabu 4 Desember 2024.
Baca juga: Menavigasi Arah Pembangunan Sektor Pariwisata, Kemenpar Gandeng Asosiasi dan IndustriMenteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana menyampaikan update sektor pariwisata Indonesia, program quick win Kementerian Pariwisata, serta target sektor pariwisata tahun 2029, yaitu berkontribusi sebesar 5 persen terhadap PDB nasional dan mendatangkan devisa sebesar 32 miliar dolar AS.
“Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), hingga September 2024, Indonesia berhasil mendatangkan 10,37 juta wisatawan mancanegara,”kata Menpar dalam sambutannya.
“Angka ini meningkat signifikan sebesar 20,28 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu,”sambung Widiyanti.
Baca juga: Majukan Sektor Pariwisata, Kemenpar Ajukan Tambahan Pagu Anggaran 2025 Sebesar Rp2,25 TriliunDalam acara itu hadir perwakilan delegasi US-ABC untuk membahas beberapa topik, yaitu 2024-2029 Vision and Policy Priorities, Overview Sector US-ABC Report, Best Practice Sharing, dan Member Company Initiatives.
Menpar Widiyanti mengatakan, Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mengembangkan sektor pariwisata yang berkelanjutan sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
“Visi kami adalah untuk mengembangkan industri yang tidak hanya memberikan manfaat ekonomi dan sosial yang signifikan, tetapi juga melestarikan lingkungan dan warisan budaya,” ujarnya.
Baca juga: Kunci Hadapi Dinamika Global, Wamenpar Ni Luh Enik Ermawati: Tekankan Sinergi Lintas Sektor!Selanjutnya, Menpar Widiyanti memaparkan program quick win Kemenpar kepada seluruh delegasi US-ABC yang hadir dalam pertemuan tersebut.
Di antaranya intensifikasi program Bangga Berwisata di Indonesia, modernisasi pemasaran pariwisata Indonesia melalui Tourism 5.0, penurunanan harga tiket pesawat, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang pariwisata.