FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Biaya makan bergizi gratis yang dicanangkan Prabowo sejak masa kampanye diumumkan hanya Rp10.000 per anak.
Hal itu pun memantik pendapat sejumlah pihak yang konsen dengan pemenuhan gizi. Salah satunya dari chef Devina Hermawan.
Melalui akun media sosial X miliknya, perempuan berparas cantik ini menyarankan agar isi paket makan bergizi gratis per anak adalah 2 butir telur dan 1 susu UHT.
“Solusi konkrit anggaran makan bergizi Rp10.000 per anak: 2 butir telur dan 1 susu UHT. Kenapa? 1. Telur merupakan sumber protein dan nutrisi terbaik dan termurah. No debat!,” tulis Devina Hermawan, dikutip Rabu (4/12/2024).
Dia membeberkan sejumlah alasannya terkait saran menu tersebut. Seperti, mengurangi risiko makanan basi atau keracunan makanan yang diakibatkan kelalaian produksi dapur pusat atau macet / banjir pada saat pengiriman. “Tidak perlu keluar biaya ekstra untuk packaging, tempat makan & alat makan,” sambungnya.
“Selera dan kebiasaan makanan tiap anak / keluarga berbeda. Dengan 2 telur 1 susu ini sifatnya melengkapi kebiasaan makan mereka saja, tidak perlu banyak penyesuaian,” ujar Devina.
Jauh mengurangi biaya logistik karena bisa dikondisikan telur (disarankan telur rebus) dapat diproses dari tiap-tiap sekolah saja dan tidak perlu pengiriman dari dapur pusat.
Dapur pusat (mitra), mencari mitra dengan fasilitas dapur yang higienis di tiap-tiap daerah dengan anggaran tersebut juga sebuah tantangan tersendiri. Belum lagi kalau nanti ada permasalahan internal dari perusahaan mitra, akan menghambat distribusi makanan tersebut.
Menu bebas, harga dan ketersediaan bahan di tiap daerah berbeda, selera makan tiap daerah belum tentu sama, pengecekan kandungan nutrisi dan gizi dari tiap-tiap menu jadi jauh lebih rumit.
“Telur dan susu sudah tersedia di berbagai daerah, pengadaan jadi lebih mudah dan terukur. Kandungan nutrisinya sudah terbukti dan teruji di seluruh penjuru dunia,” tandasnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana menyebut anggaran makan bergizi gratis sebesar Rp10 ribu per anak sebagai harga rata-rata.
“Ya rata-rata, kan pak presiden mengatakan rata-rata. Dan saya tekankan kan sekali lagi, kita tidak membeli paket makan, kita membeli, membayar bahan baku at cost,” kata Dadan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (2/12).
Dadan menjelaskan harga itu diambil setelah melakukan uji coba program selama 11 bulan.
Lalu, hasil dari uji coba di Pulau Jawa mendapatkan di harga tersebut.
“Nanti di tempat yang lebih mahal, pasti lebih dari itu. Mungkin ada tempat yang lebih murah dari itu, kurang dari itu. Nanti akan prosubsidi,” katanya.
Setelahnya, Dadan menyampaikan pemerintah akan melakukan uji coba di luar Pulau Jawa mulai dari Aceh hingga Papua pada bulan ini.
Ia menyebut kini petugas mereka tengah bersiap untuk terjun langsung melaksanakan uji coba program.
“Ada yang turun ke Palembang, ada yang turun ke Merauke dan mereka sudah sampai di tempat masing-masing,” ucapnya.
Dadan pun menyebut sejauh ini program itu tak mengubah APBN. Ia menyampaikan program itu masih akan tetap menelan biaya yang telah ditentukan di APBN yakni sebesar Rp71 triliun.
“Ya APBN resminya itu Januari. Kita akan uji coba di Desember ini di 150 titik seluruh Indonesia. Nanti setelah uji coba kita akan dapat di Papua berapa? di Maluku berapa? di Ternate berapa? di Manado berapa? di NTT berapa?” ujarnya. (bs-sam/fajar)